Suara.com - Polemik film dokumenter produksi Watchdoc, Sexy Killers, kian hari menjadi obrolan masyarakat, terutama setelah publik bisa menyaksikan langsung melalui laman Youtube.
Film yang mengangkat sisi hitam pertambangan batu bara, PLTU dan perkebunan kelapa sawit tersebut menyeret beberapa tokoh politik yang ada di Indonesia hingga pasangan capres dan cawapres yang berlaga dalam kontestasi politik Tahun 2019.
Salah satunya adalah Cawapres Nomor Urut 02 Sandiaga Uno. Saat diminta tanggapan mengenai film dokumenter tersebut, Sandi mengaku belum menonton film yang disutradarai Dandhy Laksono tersebut.
"Saya belum nonton terus terang. Saya nonton dulu," kata Sandiaga di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Selasa (16/4/2019).
Meski dirinya tidak mengetahui soal film tersebut, Sandiaga tetap akan menyaksikan film tersebut jika ada waktu luang. Untuk meyakinkan diri, Sandiaga sempat menanyakan kalau film tersebut bukanlah film bernuansa seks.
"Itu bukan film tentang seks kan? Sexy Killers ya. Nanti saya nonton," pungkasnya.
Oleh beberapa pihak, Film Sexy Killer dituding menggiring opini publik untuk menjadi golongan putih (golput) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Tuduhan itu mencuat lantaran film dokumenter tersebut membeberkan nama-nama pemegang saham dari perusahaan-perusahaan tambang dan perusahaan energi yang menggarap proyek pembangkit listrik.
Para pengusaha tersebut yang juga dikenal dalam kancah politik Indonesia. Bahkan, beberapa dari mereka terlibat langsung dengan Pasangan Capres-Cawapres Nomor urut 01 Joko Widodo - Maruf Amin dan Pasangan Capres - Cawapres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Meski begitu, produser film Sexy Killer Didit Haryo Wicaksono menampik tuduhan tersebut. Sebaliknya, menurut penggiat lingkungan dari Greenpeace Indonesia itu, film Sexy Killer mengajak masyarakat untuk menjadi pemilih cerdas.
Baca Juga: Hari Ketiga Diunggah di Youtube, Film Sexy Killers Tembus 8 Juta Penonton
"Jadi kalau respons semacam, film ini mendorong untuk golput. Enggak benar sama sekali. Di film ini sama sekali kita tidak mengajak publik untuk tidak memilih, tapi kita mengajak publik untuk lebih cerdas dalam memilih. Keputusan tetap ada di tangan masyarakat," kata Haryo kepada Suara.com, Senin (15/04/2019).
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 4 Oktober 2025: Waspada Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi
-
Terkuak! Kasus Keracunan Siswa di Jakarta Akibat Dapur MBG Tak Jalani SOP BGN
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X