Suara.com - Pria asal AS yang menjadi terkenal setelah menyebabkan trauma pada pramugari Taiwan dengan meminta mengelap bokongnya dikabarkan meninggal. Penumpang yang dulu viral itu disebut-sebut mengembuskan napas terakhirnya di Thailand bulan lalu.
Dalam konferensi pers pada Januari 2019 lalu, dikutip dari Nextshark, kepala pramugari maskapai penerbangan Taiwan Eva Air mengungkapkan bahwa penumpang tersebut telah membuat banyak permintaan yang tidak masuk akal dari awak kabin, yang semuanya perempuan.
Pria yang diperkirakan memiliki berat badan sekitar 200 kilogram itu dilaporkan memaksa awak kabin untuk menurunkan celananya dan bahkan menyeka bokongnya setelah buang air besar dalam penerbangan dari Los Angeles ke Taipei.
Pria itu mengaku tidak bisa menggunakan tangan kanannya karena baru pulih dari operasi. Dia juga mengeluh bahwa toilet kelas ekonomi terlalu kecil untuknya.
Setelah diantar ke toilet kelas bisnis, ia menyuruh pramugari untuk membiarkan pintu tetap terbuka agar ia mendapat sirkulasi udara yang bagus saat buang air besar.
Lalu ia meminta pramugari mengelap bokongnya. Ketika itu, ia disebutkan mengeluarkan suara yang seakan sedang menikmati sesuatu. Peugas yang mendengarnya tak ayal sangat terganggu dan takut dengan tingkah penumpang itu.
Atas peristiwa ini, serikat pekerja menyarankan agar penumpang semacam itu dilarang naik pesawat maskapai bersangkutan.
Namun, dilaporkan Shanghaiist, beberapa waktu lalu sejumlah pramugari mendapat informasi bahwa penumpang tersebut ternyata telah memesan penerbangan Eva Air lagi dari Bangkok ke Taipei untuk Mei.
Untuk menghindari kejadian serupa, maskapai penerbangan ini memberi tahu pengacara pria itu bahwa mereka akan membatalkan reservasinya.
Baca Juga: Semakin Mengkhawatirkan, Pramugari Israel Koma Karena Campak
Saat itulah mereka baru tahu bahwa lelaki itu ternyata telah meninggal pada Maret lalu di pulau Ko Samui, Thailand. Tak disebutkan penyakit yang menyerang hingga menewaskannya. Eva Air pun mengembalikan biaya tiket ke saudara pria tersebut.
Tag
Berita Terkait
-
"Kita Rampok Uang Negara!", Viral Ucapan Anggota DPRD Gorontalo, BK Duga Pelaku Mabuk Berat
-
Viral Gadis Unboxing Upah Motol Bawang, Dibayar Rp12 Ribu untuk 16 Kg, Tetap Bahagia dan Bersyukur
-
Lawan Arah Pakai Strobo, Heboh Sopir Pajero D 135 DI Dicegat Pemobil Lain: Ayo Lho Gue Viralin!
-
Viral Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo Ngaku Jalan-Jalan Pakai Uang Negara: Kita Rampok Saja!
-
14 Negara Setuju, AS Sendirian Veto Resolusi Gencatan Senjata Gaza di DK PBB
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO