Suara.com - Meski pemilihan umum (Pemilu) serentak 2019, telah berlalu. Namun, masih banyak persoalan terkait dugaan kecurangan surat suara maupun jatuhnya korban jiwa bagi para petugas KPPS yang meninggal dunia mencapai 230 orang.
Politikus PAN M Yasin Kara mengungkapkan keprihatinannya atas kejadian yang meninggalnya para petugas penghitungan suara dalam pesta demokrasi tersebut.
Menurut Kara, perlu ada perubahan total kepada KPU agar kejadian tersebut tak sampai terulang.
"Untuk pemilu 2019 ini rusak. Sampai harus ada 230 orang meninggal. Kalau kita harus berubah mbok ya dikaji dulu secara objektif aturan-aturannya. Bahwa, jangan sampai bangsa ini tertinggal dari waktu ke waktu," kata Yasin dalam diskusi bertemakan "Setelah Pemilu Serentak" di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (27/4/2019).
Hal sama disampaikan, mantan Komisioner KPU, Ferry Kurnia memberikan masukan agar ke depannya, KPU dapat lebih efisien dengan memberikan tugas kepada petugas KPPS untuk memfoto formulir C1 Plano dan langsung dikirimkan ke server KPU.
"Ini untuk kedepannya harus betul-betul efisien. Saya usulkan ada mekanisme sangat mudah untuk proses rekap. Jadi, setelah penghitungan suara maka petugas KPPS itu memfoto C1 plano dan langsung mengirim masuk datanya ke server KPU sehingga tidak diperlukan lagi ada rekap di PPK kabupaten provinsi itu akan memotong waktu dan efisien," ujar Ferry
Menurut Ferry, untuk pemilu serentak 2019 saat ini pun, jangan pula langsung menyalahkan KPU, bila ada kasus - kasus di lapangan. Namun, dicermati dan dikaji terlebih dahulu bila ada kasus yang terjadi di lapangan.
"Seperti sekarang saja tidak boleh dipukul rata KPU curang. Tidak boleh. Tapi kasusnya di mana. Ini juga harus dibuka seluas-luasnya. Ini lah yang menjadi poin penting. Selain bagaimana desain pemilu ke depan," tutup Ferry.
Baca Juga: Tambah Lagi, Satu Anggota KPPS di Surakarta Meninggal Setelah Dirawat
Berita Terkait
-
KPU Gagal Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Tingkat Nasional Hari Ini
-
Mahfud MD Terlibat Twitwar Sengit dengan Rizal Ramli dan Said Didu
-
Ratusan Petugas KPPS Meninggal, LIPI Usul Pemilu 2024 Pakai e-Voting
-
Ketimbang e-Voting, KPU Lebih Pilih e-Counting
-
Wali Kota Bogor Desak Lakukan Evaluasi Sistem Pemilu Serentak
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Tinggi Muka Air Laut di Pasar Ikan Jakut Siaga 1, Empat Pompa Dikerahkan Antisipasi Banjir Rob
-
Mentan Tegaskan Harga Pangan Stabil dan Produksi Surplus, Bantah Isu MBG Picu Kenaikan Harga
-
Program MBG Terancam Krisis Ahli Gizi, Pemerintah Janjikan Status PNS dan Percepatan Sertifikasi
-
PERSAGI Siapkan Lulusan Ahli Gizi untuk Perkuat Program Makan Bergizi Gratis
-
Hadapi Musim Hujan, Pemprov DKI Alokasikan Rp3,89 Triliun untuk Mitigasi Banjir
-
Banjir Rob Rendam Jalan Depan JIS, Petugas Gabungan Lakukan Penanganan Ini
-
Nadiem Calon Tersangka Korupsi Google Cloud di KPK, Kuasa Hukum Membantah
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat