Suara.com - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Hinca Panjaitan menilai jika diperlukan proses penghitungan suara Pemilu 2019 dihentikan dahulu. Hal itu menyusul banyaknya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia akibat kelelahan.
Hal itu disampaikan Hinca lewat akun Twitternya @hincapandjaitan pada Sabtu (27/4/2019) sekitar pukul 21.20 WIB. Awalnya Hinca mengunggah grafis jumlah petugas KPPS, Pengawas Pemilu (Panwaslu), dan aparat anggota polisi yang meninggal dunia pada salah satu media massa cetak. Pada grafis tersebut diketahui jumlah korban yang meninggal dunia total mencapai 326 orang dalam Pemilu 2019.
"Masih terus berjatuhan korban. negara segeralah bertindak dan cegah segera! kita tak mau demokrasi kita menelan korban," cuit Hinca Panjaitan.
Hinca menilai jika diperlukan proses penghitungan suara Pemilu 2019 untuk dihentikan dahulu, atau petugas yang kelelahan disarankan untuk diganti.
"Jika perlu hentikan dulu penghitungan atau segera diganti utk petugas yang tidak kuat. #TurutBerdukaYangDalamBagiPahlawanDemokrasi," imbuhnya.
Berdasarkan data KPU RI, Sabtu (27/4) menunjukan sebanyak 272 petugas KPPS di beberapa daerah di Indonesia meninggal dunia karena kelelahan saat bertugas di Pemilu 2019. Data tersebut bertambah dari sebelumnya 230 orang dinyatakan meninggal dunia.
Komisioner KPU, Evi Novida Ginting menjelaskan, data tersebut berdasarkan laporan yang diterima pada Sabtu (27/4) hingga pukul 18.00 WIB sebanyak 272 orang petugas dikabarkan meninggal dunia dan 1.878 orang sakit.
"Total petugas yang meninggal dunia dan sakit mencapai 2.150 orang," tutur Evi saat dikonfirmasi, Sabtu (27/4)
Baca Juga: Pemkot Sukabumi Tanggung Biaya Pendidikan Anak Petugas KPPS yang Meninggal
Berita Terkait
-
Pemkot Sukabumi Tanggung Biaya Pendidikan Anak Petugas KPPS yang Meninggal
-
Doa Mahfud MD Bagi yang Curang dan Menuduh Curang di Pemilu 2019
-
Update Real Count KPU Minggu Pagi: Jokowi 56,37% - Prabowo 43,63%
-
Ratusan Petugas Pemilu Meninggal, Mendagri: Jadi Catatan Evaluasi
-
BPN: Meski Prabowo Menang Selisih 10 Persen, Kita Tetap Usut Kecurangan
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Tolak Bantuan Asing untuk Sumatra, Prabowo: Terima Kasih, Kami Mampu!
-
31 Perusahaan Resmi Diselidiki Diduga Jadi Biang Kerok Banjir Sumatra, Siapa Jadi Tersangka?
-
Daftar Lengkap Perusahaan yang Disebut Kejagung Jadi Penyebab Banjir di Wilayah Sumatera
-
Demo Korupsi Pertambangan, Mahasiswa Desak KPK Periksa Komisaris PT LAM Lily Salim
-
Kementerian P2MI Raih Peringkat 5 Anugerah Keterbukaan Informasi Publik
-
'Biar Kapok': DPR Desak Polisi Beri Efek Jera ke Youtuber Resbob Penghina Sunda dan Bobotoh
-
Bareskrim Bersiap Umumkan Tersangka Banjir Sumut, Nama Korporasi Mencuat
-
Satgas PKH Telah Identifikasi Perbuatan Pidana Terkait Bencana Longsor dan Banjir Bandang Sumatera
-
Buka-bukaan di KPK, Zarof Ricar Ngaku Beri Info Baru soal Aliran Uang dalam Kasus Hasbi Hasan
-
Prabowo Minta Maaf, Pemulihan Bencana Sumatra Tak Bisa Cepat: Butuh Waktu Hingga 3 Bulan