Suara.com - Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) menegaskan akan terus melakukan demonstrasi di depan Bawaslu RI, Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat, meski sempat terjadi kericuhan antara massa aksi dengan aparat keamanan. Aksi itu dilakukan untuk menolak hasil Pilpres 2019 yang dinilainya penuh dengan kecurangan.
Koordinator Lapangan GNKR, Jumhur Hidayat mengklaim aksi yang dilakukan pihaknya hari ini akan berlangsung dengan damai.
"Kami akan tetap melakukan aksi yang damai bahkan super damai. Dan tanpa kekerasan bersama rakyat di seluruh Indonsesia khusunya di Jakarta sebagai bentuk penrjuangan penegakan keadilan dan menolak pemilu curang terstruktur, sistematis, masif dan brutal," ujar Jumhur di Rumah Perjuangan Prabowo-Sandiaga, di Menteng, nomor 36, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).
Terkait bentrokan antara massa aksi dengan aparat kepolisian, Jumhur meminta pemerintah untuk mengusut adanya demonstran yang meninggal dalam bentrok dengan polisi di sejumlah kawasan di Jakarta.
"Pertama, kami minta pemerintah usut buat tim pencari fakta adanya yang masa aksi yang meninggal dunia," kata Jumhur.
Selain itu, Jumhur mendesak agar aparat menghentikan sikap represif terhadap massa aksi yang melakukan hak sebagai warga Indonesia dalam menyampaikan pendapat.
"Meminta kepada aparat tidak berlaku represif kepada rakyat yang akan memperjuangkan hak konstitusionalnya. Serta tidak menghalang-halnagi masyarakat datang dari luar kota untuk menyampaikan aspirasinya," kata Jumhur.
Ia kemudian meminta pada pemerintah mengusut dan membentuk tim pencari fakta dalam kasus ratusan petugas KPPS di pemilu serentak 2019 yang meninggal dunia.
Baca Juga: KPU Tegaskan Tak Ada Tekanan Soal Waktu Penetapan Rekapitulasi Suara Pemilu
"Kami desak kepada pemerintah membentuk tim pencari fakta mengusut kematian masal yang menyangkut kurang lebih petugas KPPK dan ribuan yang dirumah sakit dan memberikan izin untuk autopsi para korban," tutup Jumhur.
Dalam konferensi pers tersebut, turut dihadiri Mantan menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia Rizal Ramli dan sejumlah pimpinan Front Pembela Islam (FPI).
Berita Terkait
-
Kapolri: Senjata Serbu M4 untuk Tembaki Pendemo 22 Mei
-
Usut Korban Tewas Tertembak, Pendemo 22 Mei Desak Bentuk Tim Pencari Fakta
-
Wiranto: Cegah Hoaks dan Provokasi Pemerintah Batasi Akses Media Sosial
-
Bertambah, 101 Orang Ditangkap Buntut Kerusuhan di Tanah Abang
-
Aksi 22 Mei Makan Korban, Wapres JK: Saya Prihatin Atas Kejadian Ini
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
OTT Ponorogo: KPK Bawa Orang Kepercayaan Bupati Sugiri Sancoko ke Jakarta
-
Tragis! Aksi Heroik Berujung Maut, Hansip di Cakung Jaktim Tewas Didor Maling Motor
-
PDIP Sindir Pemimpin Fasis dan Zalim Lewat Tokoh Wayang Prabu Boko, Siapa Dimaksud?
-
SMAN 72 Dijaga Ketat Pasca Ledakan, Polisi Dalami Motif Bullying
-
Kapolri Aktif dan Mantan Masuk Daftar Anggota Komisi Reformasi Polri, Prabowo Ungkap Alasannya
-
Nekat Tabrak Maling Bersenpi usai Kepergok Beraksi, Hansip di Cakung Jaktim Ditembak
-
Ketua MPR Ahmad Muzani Prihatin Ledakan di SMAN 72: Desak Polisi Ungkap Motif
-
Kena OTT Bareng Adik, Ini Identitas 7 Orang yang Dicokok KPK Kasus Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko
-
Tokoh NU Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Dosanya Lebih Banyak!
-
Pemerintah Dicap Tutup Mata atas Kediktatoran Soeharto, Rezim Nazi Hitler sampai Diungkit, Kenapa?