Suara.com - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko menanggapi tuntutan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno ke Mahkamah Konstitusi agar dinyatakan sebagai presiden dan wakil presiden.
Melalui kicauannya, Budiman Sudjatmiko menasihati warganet, sesayang ataupun sekaya apapun, agar tidak memanjakan anak. Tujuannya, agar kemauannya tidak harus dituruti dengan abai terhadap aturan dan etika.
Cuitan tersebut diunggah Budiman Sudjatmiko seraya menyisipkan tautan laman berita di sebuah media online atau media daring yang berjudul 'Prabowo Minta Jadi Presiden ke MK, Yusril Tertawa.'
"Tuips, sesayang apapun kamu pada anakmu dan sekaya apapun kamu, jangan manjakan dia. Ajari dia berbagi, supaya saat besar, dia tak berpikir apapun yang dimauinya harus dituruti dengan mengabaikan aturan dan etika. Bebannya berat untuk banyak orang," kicau Budiman Sudjatmiko seperti dikutip SUARA.com dari akun Twitter @budimansudjatmiko, Selasa (28/5/2019).
Budiman Sudjatmiko melanjutkan, "'Berjuang', 'berikhtiar', 'creative problem soving' adalah hal-hal yang harus diajarkan pada anak bahkan meskipun kamu mampu memberikannya seketika yang dia minta."
"'Berimajinasi', baik untuk masa depan ataupun membayangkan dirinya jadi orang lain yang tak punya fasilitas sebanyak dirinya, penting dilatihkan pada anakmu," cuit Budiman Sudjatmiko.
Pun Budiman Sudjatmiko memberikan nasihat, jika memang orangtua tidak memiliki sisa uang dan waktu untuk mendampingi, sewalah guru tambahan. Tapi, jika memiliki waktu di rumah, dampingi anak-anak.
"Jikapun kamu punya sisa uang dan kamu tak cukup punya waktu tiap saat mendampinginya, sewalah guru tambahan untuk jadi teman diskusinya melatih imajinasi, pemikiran kritis dan kemampuan matematikanya. Saat kau di rumah, kaulah yang melakukannya dengan dia," kicau Budiman Sudjatmiko.
Menurut Budiman Sudjatmiko, peristiwa politik belakangan ini memperlihatkan kegagalan dunia pendidikan menciptakan tradisi berpikir kritis, berdaya juang dan imajinasi, termasuk empati, warga.
Baca Juga: Usap Kepala, Momen Prabowo Subianto Jenguk Korban Kerusuhan 22 Mei
"Kejadian-kejadian politik akhir-akhir ini (yang tercermin di media sosial) menunjukkan betapa dunia pendidikan kita gagal menciptakan tradisi berpikir kritis, berdaya juang dan imajinasi (termasuk empati) warga. Perselisihan mudah dipelesetkan jadi kebencian tanpa dasar," cuit Budiman Sudjatmiko.
Berikut nasihat lain Budiman Sudjatmiko dalam kicauannya seperti dilansir SUARA.com:
"Wong orang dididik baik-baik sejak kecil aja bisa jadi jahat dan mengorbankan orang lain. Ingat dalam sejarah manusia lebih banyak orang mati untuk perkelahian di antara niat-niat baik daripada baik lawan jahat. Lebih banyak orang mati atas nama ide/niat baik daripada korban perampokan," cuit Budiman Sudjatmiko.
"Karena itu kemanusiaan harus dilatihkan juga. Niat baik tanpa perikemanusiaan akan melahirkan totaliterisme. Beda dengan otoriterisme yang semata-mata didorong haus kuasa, totaliterisme itu selalu merupakan hasil ide baik dalam politik yang dimutlakan. Ini mengancam kemanusiaan," kicau Budiman.
"Ajari anakmu ini: 'Kamu harus jadi orang baik, tapi jika kamu berbuat salah, wajar. Maafkan dirimu dan perbaiki diri. Jika nggak bisa, minta tolong orang lain. Juga jika temanmu berbuat salah. Bantu memperbaiki diri'. Penting untuk tahu kekuatan dan kelemahan diri dan berbagi," cuit Budiman Sudjatmiko.
"Beritahu juga anakmu tentang tantangan-tantangan zamannya & ukuran-ukuran keberhasilannya. Ukuran sukses zamannya bukan berada di puncak piramida rantai makanan sosial (dalam kuasa uang, akademik, politik dan sebagainya), tapi berada di sentralitas titik temu arus-arus kehidupan yang berjejaring," kicaunya.
Berita Terkait
-
Usul Jokowi-Prabowo Ketemu di Ramadan, Ferdinand: Daripada Kucing-kucingan
-
Tak Percaya Media Tapi Prabowo ke MK Bawa Link Berita, Ini Kata BPN
-
Dipanggil Polda Sumut, Dahnil Mengaku Belum Terima Surat Panggilan
-
Demokrat Respon soal Usulan Jokowi dan Prabowo Bertemu Sebelum Lebaran
-
SBY: Ada yang Larang Pihak 02 Komunikasi dengan 01
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
BBW Jakarta 2025: Lautan Buku Baru, Pesta Literasi Tanpa Batas
-
Program MBG Dikritik Keras Pakar: Ribuan Keracunan Cuma Angka Statistik
-
Konvensyen DMDI ke-23 di Jakarta, Sultan Najamudin Tekankan Persatuan dan Kebesaran Rumpun Melayu
-
Polemik Ijazah Jokowi Masih Bergulir, Pakar Hukum Ungkap Fakta Soal Intervensi Politik
-
Geger Ijazah Gibran! Pakar Ini Pertanyakan Dasar Tudingan dan Singgung Sistem Penyetaraan Dikti
-
Dana Pemda Rp 234 T Mengendap di Bank, Anggota DPR Soroti Kinerja Pemda dan Pengawasan Kemendagri
-
Diteror Lewat WhatsApp, Gus Yazid Lapor Polisi Hingga Minta Perlindungan ke Presiden Prabowo
-
Survei Gibran 'Jomplang', Rocky Gerung Curiga Ada 'Operasi Besar' Menuju 2029
-
Menteri Imigrasi di FLOII Expo 2025: Saatnya Tanaman Hias Indonesia Tembus Dunia!
-
KPK Lanjutkan Operasi 'Memiskinkan' Nurhadi, Hasil Panen Rp1,6 Miliar Disita