Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membantah kabar yang menyebut telah terjadi pendangkalan di Waduk Pluit, Jakarta Utara. Anies menilai Waduk Pluit memang sedang dikosongkan, sehingga endapan lumpur terlihat hingga ke permukaan air.
Anies mengatakan, proses pengerukan sudah dilakukan oleh petugas dari Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta sejak bulan April 2019. Di mana mereka memang mengurangi debit air di waduk untuk mengeruk endapan di dasar waduk.
"Sebenernya sesuatu yang dikerjakan sejak bulan April. Karena ada proses pendangkalan sehingga sedimentasi dan dilakukan pengerukan, untuk pengerukan memang airnya harus berkurang," kata Anies di Balai Kota, Rabu (13/6/2019).
"Air berkurang bukan karena enggak dirawat, justru mau dirawat dilakukan pendangkalan," sambung Anies.
Menurutnya, tiga bulan belakangan ini menjadi waktu yang tepat untuk melakukan pengerukan. Mengingat cuaca saat ini sedang memasuki musim panas.
"Apalagi ini memang saatnya kita melakukan pengerukan, mulai April di saat volume air sedang enggak tinggi, di situ kita lakukan pengerukan di semua tempat," jelasnya.
Sebelumnya, di Waduk Pluit terdapat endapan lumpur yang cukup tebal ditambah dengan sampah yang menumpuk terlihat menutupi permukaan air sejak Sabtu (7/6/2019). Hal ini mengakibatkan waduk pengendali banjir utama di Jakarta itu mengeluarkan aroma tak sedap.
Kondisi ini sempat disinggung Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Lewat akun Twitter-nya @susipudjiastuti, ia me-repost sebuah berita tentang kondisi Waduk Pluit pada Senin (10/6/2019) siang.
Kepala Seksi Pemeliharaan Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum mengaku telah mengerahkan 6 unit eskavator amfibi dan rencananya akan ditambah jumlahnya menjadi 13 unit untuk memaksimalkan pengerukan sedimen di kawasan Waduk Pluit.
Baca Juga: Warga Kampung Muara Baru Klaim Tak Pernah Buang Sampah di Waduk Pluit Lagi
Pengerukan terhadap lapisan sedimen ini sudah dilakukan sejak akhir April lalu dan ditargetkan rampung dalam empat bulan ke depan.
"Kami sudah kerjakan (pengepokan) mulai akhir April. Oktober ditargetkan sudah selesai. Sedimen pun (terlihat hanya) di muaranya, dekat pompa ke arah laut," kata Ika.
Untuk diketahui, Waduk Pluit merupakan waduk pengendali banjir utama untuk mengatasi banjir di DKI Jakarta dengan luas 80 hektare dan luas daerah tangkapan air (dam catchment area) mencapai 2.400 hektare.
Berita Terkait
-
Tak Ada Aktivitas Pembangunan Stadion Baru untuk Persija Pasca Lebaran
-
Warga Kampung Muara Baru Klaim Tak Pernah Buang Sampah di Waduk Pluit Lagi
-
Alami Pendangkalan, 8 Alat Berat Dikerahkan Keruk Waduk Pluit
-
Waduk Pluit Penuh Lumpur dan Sampah, Warga Keluhkan Bau Tak Sedap
-
Retweet Kondisi 'Miris' Waduk Pluit, Menteri Susi Ingatkan Janji Ini
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
PSI Minta Satpol PP Tegas Tertibkan Parkir Liar di Trotoar: Sudah Ganggu Pejalan Kaki!
-
Drama di MKD DPR Berakhir: Uya Kuya Lolos dari Sanksi Kode Etik
-
Drama Penangkapan Gubernur Riau: Kabur Saat OTT, Berakhir Diciduk KPK di Kafe
-
Usman Hamid Sebut Soeharto Meninggal Berstatus Terdakwa: Sulit Dianggap Pahlawan
-
Ini Pertimbangan MKD Cuma Beri Hukuman Ahmad Sahroni Penonaktifan Sebagai Anggota DPR 6 Bulan
-
MKD Jelaskan Pertimbangan Adies Kadir Tidak Bersalah: Klarifikasi Tepat, Tapi Harus Lebih Hati-hati
-
Dinyatakan Bersalah Dihukum Nonaktif Selama 6 Bulan Oleh MKD, Sahroni: Saya Terima Lapang Dada
-
Ahmad Sahroni Kena Sanksi Terberat MKD! Lebih Parah dari Nafa Urbach dan Eko Patrio, Apa Dosanya?
-
MKD Ungkap Alasan Uya Kuya Tak Bersalah, Sebut Korban Berita Bohong dan Rumah Sempat Dijarah
-
Polda Undang Keluarga hingga KontraS Jumat Ini, 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Reno dan Farhan?