Suara.com - Kekerasan yang sangat brutal dilakukan oleh tentara Sudan untuk melawan para pengunjuk rasa yang menginginkan demokrasi. Selain banyaknya demonstran yang terbunuh, perkosaan massal juga dikabarkan terjadi, ketika pasukan militer menyerang kamp protes di ibu kota, Khartoum, Senin (3/6/2019) lalu.
Menurut PBB, saat ini Sudan sedang dalam bahaya terperosok ke 'jurang hak asasi manusia'.
The Guardian melaporkan, Selasa (11/6/2019), perpecahan antara militer dan pengunjuk rasa itu telah menewaskan 100 orang, dan 700 orang terluka. Seorang dokter juga mengatakan bahwa rumah sakit telah mencatat lebih dari 70 kasus pemerkosaan akibat kerusuhan itu.
Perkosaan keji tersebut diduga dilakukan oleh anggota paramiliter Sudan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), yang memang terkenal brutal.
Berdasarkan keterangan seorang dokter, rumah sakit Royal Care tengah merawat lima perempuan dan tiga laki-laki korban perkosaan. Di rumah sakit lain, seorang sumber medis mengatakan, telah menerima dua kasus pemerkosaan, salah satunya diserang oleh empat tentara.
Dewan Hak Asasi Manusia PBB kemudian menyerukan upaya penyelidikan independen terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang dialami para partisipan aksi damai di Sudan. Penyelidikan independen itu rencananya akan dipersiapkan pada 24 Juni.
Direktur eksekutif Unicef Henrietta Fore mengatakan, sekitar 19 anak telah tewas. Selain itu, 49 remaja terluka dan banyak lainnya yang masih dalam bahaya.
"Kami telah menerima informasi bahwa anak-anak ditahan, direkrut untuk bergabung dalam pertempuran, dan mengalami pelecehan seksual," katanya. "Sekolah, rumah sakit, dan pusat kesehatan jadi sasaran untuk dijarah dan dihancurkan. Petugas kesehatan telah diserang hanya karena melakukan pekerjaan mereka."
Mengutip BBC.co.uk, setelah Omar al-Bashir, presiden yang telah memimpin Sudan sejak 1989, berhasil digulingkan melalui kudeta militer pada 11 April, demo sejak Desember 2018 terus berlanjut.
Baca Juga: Paus Fransiskus Cium Kaki Para Pemimpin Sudan Selatan, Memohon Perdamaian
Rakyat terus menyuarakan protes karena kekuasaan diambil alih oleh dewan militer pimpinan Abdel Fattah Abdelrahman Burhan, seperti dilaporkan CNN International.
Bagi para pengunjuk rasa, sudah saatnya kekuasaan diserahkan kembali kepada rakyat melalui pemilihan umum yang demokratis.
Namun, dewan militer melawan mereka, pada 3 Juni lalu, menggunakan kekerasan brutal dan gas air mata. Banyak orang terbunuh dan terluka dalam peristiwa itu. Akses internet juga telah dibatasi, hingga kemudiam benar-benar ditutup pada Senin (10/6/2019) lalu, sehingga para pengunjuk rasa makin terasingkan dari dunia luar.
Berita Terkait
-
Media Sosial Membiru #BlueForSudan, Ada Apa dengan Sudan?
-
Miris, Badan PBB Urusan Pengungsi Palestina Terancam Kekurangan Dana
-
Unik, Begal-begal Marak di Jalan Jelang Buka Puasa di Sudan
-
PBB: Sebanyak 1 Juta Spesies Terancam Punah, Bumi Butuh Pertolongan
-
Ratusan Petugas KPPS Gugur, Mantan Jubir Gus Dur: Libatkan Komnas HAM PBB
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
Terkini
-
'Warga Peduli Warga', 98 Resolution Network Bagikan Seribu Sembako untuk Ojol Jakarta
-
Perlindungan Pekerja: Menaker Ingatkan Pengemudi ODOL Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan
-
Gerakan Cinta Prabowo Tegaskan: Siap Dukung Prabowo Dua Periode, Wakil Tak Harus Gibran
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!