Suara.com - Ketua Tim Hukum pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Bambang Widjojanto menanggapi kabar mundurnya Haris Azhar sebagai saksi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi.
Bambang mengaku belum mengetahui adanya surat pengunduran diri sebagai saksi dari Direktur Lokataru tersebut.
"Suratnya darimana saya belum tahu. Kalau (surat) itu ada bagus tapi saya belum pernah melihat surat itu," kata Bambang di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2019).
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa BW tersebut mengaku belum mengetahui siapa saksi pengganti Haris Azhar nantinya jika memang benar mengundurkan diri.
BW mengatakan pihaknya akan terlebih dahulu menanyakan hal itu kepada Tim Hukum Prabowo - Sandiaga Uno yang memang fokus mengurusi saksi.
"Nanti saya akan tanyakan ke temen yang ngurus itu," ujarnya.
Sebelumnya, Haris Azhar, memutuskan mengundurkan diri sebagai saksi untuk Tim Hukum Prabowo - Sandiaga Uno persidangan PHPU Pilpres 2019. Haris Azhar mengatakan surat penolakan dirinya menjadi saksi Prabowo – Sandiaga sudah dikirimkan ke MK.
Dalam surat itu, alasan penolakannya adalah, Prabowo memunyai masalah pelanggaran HAM masa lalu. Sementara pihak terkait dalam sengketa hasil pilpres itu, yakni Capres Cawapres nomor urut 2 Jokowi – Maruf Amin, dinilai Haris tak memunyai solusi menyelesaikan masalah HAM.
"Prabowo punya catatan hitam soal HAM, semisal penculikan dan kerusuhan Mei 1998. Sementara Jokowi tak mau menyelesaikan kasus-kasus HAM berat. Karena itu, buat apa saya datang ke sidang pertarungan orang-orang pelanggar HAM,” kata Haris Azhar lewat keterangan pers yang diterima Suara.com.
Baca Juga: Haris Azhar Tolak Jadi Saksi Kubu Prabowo di Sidang MK Hari Ini
Berita Terkait
-
Geram Diprotes soal Saksi, Hakim MK Semprot Tim Prabowo di Sidang
-
Keponakannya Jadi Saksi Prabowo di MK, Mahfud MD: Kalau Diteror Bilang Saya
-
Haris Azhar Tolak Jadi Saksi Kubu Prabowo di Sidang MK Hari Ini
-
Di Sidang MK, Saksi Tim Prabowo Akui Kerja buat Fadli Zon
-
Dipuji Feri Amsari, Rocky Gerung Tertawa: Tapi Jangan Kaitkan dengan BW
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Kronologi Cucu Mahfud MD Keracunan MBG hingga Dirawat 4 Hari di RS: Ini Menyangkut Nyawa!
-
Parah! Bikin Siswa SDN 01 Pasar Rebo Keracunan Massal, Menu MBG Ternyata Bau dan Berlendir!
-
Dua Cucu Mahfud MD Tumbang Keracunan MBG, Satu Dilarikan ke RS 4 Hari
-
Bobby Nasution Viral Suruh Truk Aceh Ganti Pelat BK, DPR Minta Pemerintah Pusat Turun Tangan
-
"Mundur Kebangetan!" Sejarawan Geram Pemerintah Paksakan Narasi Tunggal G30S/PKI
-
Cerita Lengkap Cucu Mahfud MD Jadi Korban Keracunan MBG
-
Kronologi Berdarah Polisi Bacok Polisi di Kelab Malam: Aipda S dan Bripka I Adu Bacot saat Teler!
-
Sudah Ditangkap? Misteri Hilangnya Nama Gembong Narkoba Fredy Pratama dari Situs Interpol
-
MBG di SDN 01 Pasar Rebo Disetop Imbas Keracunan Massal, Sampel Muntahan Siswa Diteliti Puskesmas
-
Miris! Polisi Bacok Polisi di Tempat Hiburan Malam, Propam Polda Gorontalo Ancam Sanksi Berat