Suara.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode M Syarief memberikan jawaban telak mengenai kendala kasus suap Garuda Indonesia. Kasus tersebut terpaksa mandek lantaran dokumen yang ada berbahasa Inggris.
Penyebab mandeknya kasus suap Garuda tersebut dicibir oleh banyak pihak. Salah satunya penulis Zara Zettira melalui akun Twitter milikny @zarazettirazr.
Ia mengunggah link salah satu media mainstream yang menampilkan pemberitaan mengenai kendala KPK dalam menangani kasus suap Garuda.
"Wakil Ketua KPK @LaodeMSyarif mengatakan penanganan kasus pengadaan pesawat dan mesin pesawat Airbus SAS dan Rolls-Royce PLC PT Garuda Indonesia yg menjerat Emirsyah Satar berjalan lama karena semua dokumen yang diterima pihaknya dalam bahasa Inggris," kata Zara Zettira seperti dikutip Suara.com, Kamis (4/7/2019).
Tak lama berselang, Laode M Syarief memberikan tanggapan atas cuitan Zara Zettira. Ia menegaskan bahwa dokumen yang dimaksud merupakan dokumen legal raksasa. Sementara, petugas yang mengerjakannya hanya berjumlah tiga sampai 4 orang saja.
Tak hanya itu, KPK juga tidak bisa menggunaka jasa bantuan penerjemah. Sebab, dokumen tersebut berisi informasi rahasia.
"You may find it unacceptable but if you see these ‘GIGANTIC legal documents’ and you only have 3-4 persons working on it and you can not ask the help of translator because they are confidential information...you may appreciate those poor @KPK_RI officers. Terima Kasih Bu," balas Laode M Syarief.
Bila dialihbahasakan maka artinya sebagai berikut: Anda mungkin tak bisa menerima ini, tapi jika Anda lihat 'dokumen legal raksasa' ini, dan Anda hanya punya 3 sampai 4 orang yang mengerjakannya dan tak bisa meminta bantuan penerjemah karena dokumen itu informasi rahasia...Anda boleh mengapresiasi para petugas KPK yang malang itu. Terima kasih bu.
Untuk diketahui, dalam kasus ini KPK telah menetapkan dua tersangka yakni DIrektur Utama PT Garuda Indonesia periode 2005-2014 Emirsyah dan Presiden Komisaris PT Mugi Rekso Abadi Soetikno Soedarjo. Penetapan tersangka diberikan sejak 16 Januari 2017 lalu, namun hingg kini keduanya belum ditahan.
Baca Juga: Demokrat Jawab Tudingan Kogasma Pimpinan AHY Ilegal
Dalam kasus ini, Emirsyah diduga telah menerima suap sebesar 1,2 juta euro dan 180 ribu dollar Amerika atau senilai Rp 20 miliar. Selain itu ia juga menerima dalam bentuk barang berupa 2 juta dolar Amerika yang tersebar di Singapura dan Indonesia dari perusahaan Rolls Royce dalam pembelian 50 mesin pesawat Airbus SAS pada periode 2005-2014.
Pemberian suap dilakukan melalui perantara Soetikno Soedarjo sebagai beneficial ower dari Connaught International Pte. Ltd yang berlokasi di Singapura.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai
-
Berawal dari Rumah Gus Yaqut, KPK Temukan Jejak Aliran Dana 'Janggal' ke Wasekjen Ansor