Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Ekspedisi Destana 2019) pada 12 Juli hingga 17 Agustus 2019. Ekspedisi tersebut akan dimulai dari Banyuwangi, Jawa Timur, kemudian meyusuri pantai selatan Jawa, menuju Jawa Tengah, Yogjakarta, kemudian ke Jawa Barat, Pangandaran, Garut, dan akan berakhir di Banten.
Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB Lilik Kurniawan mengatakan Ekspedisi Destana bertujuan untuk memotret kesiapsiagaan desa terhadap ancaman tsunami.
"Karena seperti kita ketahui bahwa berdasarkan kajian risiko bencana Indonesia ada 5.744 desa/kelurahan berada di daerah rawan tsunami, mulai dari kelas rawan sedang dan tinggi," ujar Lilik di gedung BNPB, Jakarta, Rabu (10/7/2019).
"Desa-desa tersebut tersebar diantaranya 584 desa/kelurahan ada di selatan Jawa. BNPB merespon dengan cepat, salah satunya dengan Ekspedisi Destana ini," lanjutnya.
Menurut Lilik, ekspedisi Destana penting untuk mencegah terjadinya Tsunami di daerah rawan tersebut.
"Kenapa kita lakukan di Selatan Jawa, karena dari 584 Desa tadi ada kurang 600 ribu masyarakat kita yang tinggal di desa itu rawan tsunami. Menjadi penting bagi kami kalau kemudian kita menyampaikan misalnya hari ini ada tsunami terjadi di Selatan Jawa, kami khawatir korban sangat banyak. (Jadi) sebelum tsunami terjadi, kita harus tangguhkan masyarakat di sana," kata dia.
Lebih lanjut, ekspedisi Destana melibatkan berbagai pihak dan didukung oleh Kementerian Desa, Kemeterian PUPR, BMKG, Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, di daerah akan melibatkan Bappeda, BPBD, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, kemudian elemen masyarakat akan di wakili oleh LSM, relawan, forum Lembaga usaha.
Selain itu, Lilik menyebut ekspedisi tersebut juga melibatkan para pakar, peneliti, perguruan tinggi serta media.
"Ekspedisi akan melibatkan lebih dari 200 orang peserta, peserta nantinya akan menyebar ke desa-desa, memberikan sosialisasi ke sekolah-sekolah, kemudian singgah dan tinggal beberapa hari di desa-desa, untuk membangun kesiap siagaan di tingkat desa, dengan berbagai kegiatan kreatif yang akan di gelar di tiap desa," kata dia.
Baca Juga: Papua Diguncang Gempa Selasa Pagi, Tidak Berpotensi Tsunami
Selain itu, ekspedisi tersebut sekaligus akan memberikan penilaian terkait ketangguhan ke 584 desa. Nantinya, hasil penilaian itu akan menjadi evaluasi BNPB untuk mitigasi terjadinya gempa dan tsunami.
"Tidak kalah penting lagi kita akan menilai 584 desa itu akan kita nilai ketangguhannya. Kita akan sediakan formulir atau buku untuk penilaian ketangguhan desa," katanya.
"Misalnya kita akan datang ke desa itu untuk mengecek apakah semua desa sudah punya sirine untuk peringatan tsunami, apakah di setiap desa ada tempat evakuasi, sudah adakah jalur evakuasi, sudah adakah rambu-rambu evakuasi yang ada di sana," tandasnya.
Berita Terkait
-
BNPB: 45 Desa di Pacitan Berpotensi Dilanda Kekeringan
-
Sebut Kucel hingga Kesaksian Pasien Lain, 5 Berita Populer tentang Sutopo
-
IPB: Meninggalnya Sutopo Jadi Duka Keluarga Besar Alumni
-
Ini Momen Sutopo Blak-blakan Alasannya Jadi Fans Manchester City
-
Nonton Gunung Meletus dan 4 Cuitan Sutopo Purwo Nugroho yang Inspiratif
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Menkes Sesalkan Kematian Ibu Hamil di Papua, Janji Perbaikan Layanan Kesehatan Agar Tak Terulang
-
Danau Maninjau Sumbar Diserbu Longsor dan Banjir Bandang: Akses Jalan Amblas, Banyak Rumah Tersapu!
-
Terungkap! Rangkaian Kekejaman Alex, Bocah Alvaro Kiano Dibekap Handuk, Dicekik, Jasad Dibuang
-
Kronologi Brutal Legislator DPRD Bekasi Diduga Keroyok Warga di Kafe hingga Retina Korban Rusak
-
Perempuan Jadi Pilar Utama Ketahanan Keluarga ASN, Pesan Penting dari Akhmad Wiyagus
-
TelkomGroup Fokus Lakukan Pemulihan Layanan Infrastruktur Terdampak Bencana di Sumatra Utara - Aceh
-
Provinsi Maluku Mampu Jaga Angka Inflasi Tetap Terkendali, Mendagri Berikan Apresiasi
-
KPK Beberkan 12 Dosa Ira Puspadewi di Kasus ASDP, Meski Dapat Rehabilitasi Prabowo
-
86 Korban Ledakan SMAN 72 Dapat Perlindungan LPSK, Namun Restitusi Tak Berlaku bagi Pelaku Anak
-
Siapa Vara Dwikhandini? Wanita yang Disebut 24 Kali Check In dengan Arya Daru Sebelum Tewas