Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai melakukan pemborosan setelah membongkar instalasi bambu Getah Getih di Bundaran Hotel Indonesia atau HI. Sebab Pemprov DKI Jakarta sudah mengeluarkan uang Rp 550 juta untuk membuatnya.
Hal itu dikatakan Sekretaris Komisi D Bidang Pembangunan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta, Pandapotan Sinaga. Menurut Pandapotan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat membangun karya seni dengan cara yang lebih berkelanjutan, khususnya dari sisi pembiayaan.
"Begitu besar uang yang dikeluarkan, Rp 550 juta untuk biaya pembuatan dan pemasangannya. Sementara apa manfaat yang didapat?" kata Pandapotan.
Puluhan petugas dari Dinas Kehutanan, Pertamanan, dan Pemakaman DKI Jakarta membongkar seni instalasi bambu Getah-Getih di Bundaran HI, Jakarta pada Rabu malam hingga Kamis dini hari.
Bambu-bambu yang telah terpotong selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan sampah di KS Tubun, Jakarta Pusat dan Srengseng, Jakarta Barat. Karya instalasi buatan seniman Joko Avianto itu dibongkar karena bambu dinilai mulai lapuk sehingga berpotensi membahayakan warga.
Hal itu karena saat instalasi bambu itu terpasang banyak warga yang mendekat di bawahnya untuk berswafoto atau mengabadikan gambar.
Seni instalasi Getah Getih dipasang pada medio Agustus 2018 bertepatan dengan perhelatan Asian Games di Jakarta.
Saat ini, di lokasi bekas terpasangnya Getah Getih tersisa tanaman hijau yang sempat menjadi alas dari karya seni tersebut. (Antara)
Baca Juga: Terkuak Alasan Anies Bongkar Instalasi Bambu Getah Getih Rp 550 Juta
Berita Terkait
-
Terkuak Alasan Anies Bongkar Instalasi Bambu Getah Getih Rp 550 Juta
-
IMI: Jakarta Dilirik Jadi Tuan Rumah Formula E Sejak Tiga Tahun Lalu
-
Ini Dua Opsi Lintasan Formula E Jakarta 2020
-
Mengenal Formula E, Balapan Mobil yang Akan Digelar di Jakarta 2020
-
Sah, Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Balap Formula E 2020
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Koalisi Sipil Kritik Batalnya Pembentukan TGPF Kerusuhan Agustus: Negara Tak Dengarkan Suara Rakyat!
-
Menkeu Purbaya Bahas Status Menteri: Gengsi Gede Tapi Gaji Kecil
-
Semua Agama Dapat Porsi, Menag Nazaruddin Umar: Libur Nasional 2026 Sudah Adil
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara