Suara.com - Empat anggota keluarga di India, dua di antaranya perempuan, dibunuh oleh para tetangganya di desa Siskari, karena dituduh mempraktikkan ilmu sihir.
Keempat orang tersebut, yang semuanya berusia 60-an tahun, diserang oleh sekitar selusin warga memakai tongkat pemukul di luar rumah mereka, Empat penatua keluarga suku, semuanya berusia 60-an menurut laporan media setempat, diserang oleh sekitar selusin penduduk desa yang menggunakan tongkat di luar rumah mereka, Sabtu (20/7) malam pekan lalu.
"Penganiaan berujung pembunuhan itu karena dugaan praktik sihir,” kata Wakil Komisaris Polisi Disstrik Gumlanegara bagian Jharkhand kepada AFP, Senin (22/7/2019).
Gumla adalah daerah yang didominasi oleh warga kesukuan dan berada di wilayah hutan, sekitar 100 kilometer dari Ranchi, ibu kota Jharkhand.
Kekinian, pasukan tambahan diterjunkan polisi ke desa tersebut untuk menjaga keamanan, agar peristiwa itu tak berkembang ke arah perang antarsuku.
"Kondisinya relatif aman. Keluarga korban yang masih hidup kini ketakutan, mereka belum mau memberikan keterangan.”
Pejabat kepolisian menuturkan sementara ini belum ada warga desa yang ditangkap setelah kejadian tersebut.
Para ahli mengatakan kepercayaan pada ilmu sihir dan ilmu gaib masih tersebar luas di komunitas pedesaan miskin di India, terutama di komunitas suku terpencil.
Pada masa lalu, wanita sering dicap sebagai penyihir dan dijadikan sasaran oleh penduduk setempat. Para penyerang ada yang percaya okultisme.
Baca Juga: CEK FAKTA: Jokowi Dirukiah karena Pakai Ilmu Hitam buat Menang Pilpres?
Tapi ada pula yang menyerang karena alasan lain, termasuk merebut hak korban atas tanah dan properti.
Lebih dari 2.000 orang—banyak dari mereka perempuan—terbunuh di India dengan tuduhan melakukan sihir antara tahun 2000 dan 2012, menurut Biro Catatan Kejahatan Nasional.
Beberapa negara bagian, termasuk Jharkhand, telah memperkenalkan undang-undang khusus untuk mencoba menghentikan kejahatan terhadap orang-orang yang dituduh melakukan sihir dan takhayul.
Tag
Berita Terkait
-
Ketika Generasi Baru India Belajar Koding Sejak Usia Belia
-
Jutaan Orang Terancam Kekurangan Air dan Makanan Akibat Banjir India
-
Ramah Lingkungan, Motor Ini Gunakan Bahan Bakar Etanol
-
Sejam Lagi Mau Meluncur, India Batalkan Misi Astronot ke Bulan
-
Pakistan Akhirnya Buka Kembali Wilayah Udara untuk Penerbangan Sipil
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
Jakarta Siap Dipantau 1.000 Kamera e-TLE pada 2026, Penindakan Lalu Lintas Bakal 95% Elektronik
-
Menhub Siapkan Diskon Tiket Pesawat dan Tol serta Mudik Gratis untuk Nataru, Ini Rinciannya
-
Darurat yang Tak Bisa Lagi Diabaikan: Kekerasan di Sekolah Terus Berulang, Siapa yang Lalai?
-
Lumpur Rendam RSUD Aceh Tamiang: Momen Pilu Dokter Menangis di Tengah Obat-obatan yang Rusak Parah
-
Menhub: 119,5 Juta Pemudik Siap Bergerak, Puncak Mudik Nataru Diprediksi H-1 Natal
-
Amarah Prabowo di Rapat Bencana: Bupati Umrah Saat Daerahnya Tenggelam
-
Perlindungan Anak di Medsos: Menkomdigi Tegaskan Sanksi untuk Platform, Bukan Orang Tua
-
Ratusan Korban Datangi Rumah Bos WO di Jaktim, Polisi: Situasi Sempat Memanas
-
DPR 'Sentil' Komdigi: Bantuan Triliunan Rupiah Pemerintah Jangan Kalah Viral dari Donasi Rp10 M!
-
Iqbal PKS Desak Pemerintah Tetapkan Status Bencana Nasional: Jangan Hitung-hitungan dengan Rakyat