Suara.com - Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menyentil Kementerian Kesehatan yang cuek akan dampak dari kebocoran pada pengeboran minyak bumi oleh PT. Pertamina di perairan Karawang, Jawa Barat.
Diduga, tumpahan minyak dari kebocoran itu mengakibatkan munculnya limbah dengan zat berbahaya, yakni Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH) yang dapat mengganggu kesehatan nelayan, dan juga kelangsungan hidup biota laut.
Koordinator Jatam Nasional, Merah Johansyah bahwa kebocoran yang terjadi sejak 12 Juli 2019 dari pengeboran minyak pada anjungan YY-1 Pertamina itu berdampak kepada pencemaran limbah di laut dan pesisir Karawang hingga kawasan Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat.
Merah menyayangkan Kementerian Kesehatan yang tidak sigap melihat nelayan dan keluarganya yang setiap hari harus mengirup bau yang menyengat.
"Saya turun di sana, langsung sakit kepala saya, mencium aromanya namanya Polycyclic Aromatic Jydrocarbons memang sangat berbahaya apalagi tidak ada pengecekan ambien udara yang dilakukan," kata Merah dalam konferensi pers yang dilakukan di kawasan Cikini Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2019).
"Kementerian Kesehatan pun tidak turun jadi badan pemerintah ini enggak ada yang muncul di lapangan," sambungnya.
Dengan demikian, Jatam bersama Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mendesak Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk mengambil langkah cepat demi kesehatan para penduduk di kawasan sepanjang pesisir.
Merah mengungkapkan bahwa sejatinya pemerintah bisa membangun posko kesehatan di lokasi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap penduduk yang terpapar zat-zat berbahaya tersebut.
"Termasuk ada tidaknya senyawa kimia berbahaya seperti PAH yang secara umum biasa ditemukan dalam daur hidup ekstraksi sampai dengan konsumsi produk hidrokarbon," ujarnya.
Baca Juga: Walhi: 45,37 Km Persegi Laut Karawang Kena Tumpahan Minyak Pertamina
Lebih lanjut, Jatam dan Kiara juga menganjurkan kepada pemerintah pusat maupun daerah untuk mengamankan warga di wilayah pesisir padat huni yang posisinya paling dekat dengan YYA-1 Pertamina. Evakuasi terhadap penduduk yang masuk golongan bayi, anak-anak, perempuan dan warga lansia juga diminta Jatam agar tidak terpapar zat-zat kimia berbahaya tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Kapolri Ungkap Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Jalani Operasi
-
Polda Metro Jaya Bakal Rilis Tentang Ledakan SMAN 72 Jakarta yang Lukai Puluhan Siswa
-
Sekjen PDIP Hasto Ingatkan Spirit Pengasingan Bung Karno di Konferda NTT
-
Masjid Dipasang Garis Polisi, Begini Kondisi SMAN 72 Jakarta Pasca Ledakan
-
Olah TKP Dinyatakan Rampung, Brimob Tinggalkan Lokasi, Polda Metro Jaya: Hasilnya Besok
-
Ledakan SMAN 72: Prabowo Beri Peringatan Keras! Ini Pesannya...
-
Ketua MPR: Tidak Ada Halangan bagi Soeharto untuk Dianugerahi Pemerintah Gelar Pahlawan Nasional
-
Misteri Ledakan SMA 72 Jakarta: Senjata Mainan Jadi Petunjuk Kunci, Apa yang Ditulis Pelaku?
-
Ledakan SMA 72 Jakarta: Pelaku Pelajar 17 Tahun, Kapolri Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Update Ledakan SMAN 72: Polisi Sebut 54 Siswa Terdampak, Motif Masih Didalami