Suara.com - Idul Adha merupakan salah satu hari besar Islam yang diperingati setiap satu tahun sekali. Sama halnya seperti Idul Fitri, Idul Adha juga memiliki keutamaan dan kesunnahan tersendiri yang berbeda.
Suara.com melansir dari NU.or.id, Jumat (2/8/2019), Hari Raya Idul Adha dikenal juga dengan Hari Raya Kurban atau Hari Raya Haji. Sebab, pada hari itu kegiatan kurban dan ibdah haji dilaksanakan.
Untuk menyempurnakan Hari Raya Idul Adha, ada beberapa amalan sunnah yang bisa dilakukan selama perayaan hari besar ini. Berikut kesunnahan yang dianjurkan oleh para ulama.
1. Mengumandangkan Takbir di Masjid
Umat muslim dianjurkan untuk mengumandangkan takbir di setiap masjid, musala dan rumah-rumah pada malam ari raya. Kumandang takbir bisa mulai dilakukan sejak terbenamnya matahari hingga imam naik ke mimbar untuk khutbah pada Hari Raya Idul Adha dan berakhir pada 13 Dzulhijjah pada hari tasyriq.
Anjuran ini tertuang dalam Kitab Raudlatut Thalibin yang artinya sebagai berikut.
"Disunahkan mengumandangkan takbir pada malam hari raya mulai terbenamnya matahari, dan sangat disunahkan juga menghidupkan malam hari raya tersebut dengan beribadah".
2. Mandi Sebelum Salat Idul Adha
Sebelum datang ke masjid untuk menunaikan salat Idul Adha, dianjurkan untuk mandi terlebih dahulu. Dengan mandi maka akan membersihkan seluruh anggota badan dari bau tak sedap dan menjadikannya bugar.
Waktu terbaik untuk mandi yang bisa dilakukan dimulai dari pertengahan malam, sebelum waktu subuh dan yang paling utama adalah sesudah waktu subuh.
Anjuran untuk mandi sebelum berangkat ke masjid ini berlaku bagi seluruh kaum muslim, laki-laki maupun perempuan. Bagi mereka yang berangkat ke masjid untuk menunaikan Salat Idul Adha maupun perempuan yang berhalangan untuk salat sekalipun.
Baca Juga: Jelang Idul Adha, Pisau Pemotong Hewan Kurban Laris Manis
3. Memakai Wangi-wangian dan Membersihkan Diri
Tak hanya mandi, umat muslim yang akan menunaikan salat Idul Adha juga dianjurkan untuk memakai wangi-wangian, membersihkan anggota badan dengan memotong rambut, kuku dan menghilangkan bau yang tak sedap. Tujuannya agar memperoleh keutamaan di Hari Raya Idul Adha.
Hal tersebut juga disebutkan dalam Kitab Al Majmu' Syarhu Muhaddzab yang artinya sebagai berikut.
"Disunnahkan pada hari raya Id membersihkan anggota badan dengan memotong rambut, memotong kuku, menghilangkan bau badan yang tidak enak, karena amalan tersebut sebagaimana dilaksanakan pada hari Jum’at, dan disunnahkan juga memakai wangi-wangian".
4. Memakai Pakaian yang Bersih dan Suci
Untuk menyempurnakan Idul Adha, dianjurkan pula memakai pakaian yang bersih dan suci. Tidak perlu pakaian yang baru, melainkan haruslah bersih dan suci, terbebas dari kotoran.
Sebagian ulama menganjurkan bagi laki-laki mengenakan pakaian berwarna putih dan sorban. Sementara untuk perempuan cukuplah mengenakan pakaian sederhana dan tidak berdandan secara berlebihan.
Dalam Kitab Raudlatut Thalibin dijelaskan sebagai berikut.
"Disunnahkan memakai pakaian yang paling baik, dan yang lebih utama adalah pakaian warna putih dan juga memakai serban. Jika hanya memiliki satu pakaian saja, maka tidaklah mengapa ia memakainya. Ketentuan ini berlaku bagi kaum laki-laki yang hendak berangkat shalat Id maupun yang tidak. Sedangkan untuk kaum perempuan cukupla ia memakai pakaian biasa sebagaimana pakaian sehari-hari, dan janganlah ia berlebih-lebihan dalam berpakaian serta memakai wangi-wangian".
5. Berjalan Kaki Menuju Masjid
Perjalanan menuju ke masjid juga dianjurkan dilakukan dengan cara berjalan kaki. Tujuannya agar sesama umat Muslim yang juga berangkat menuju ke masjid bisa saling bertegur sapa dan bersalam-salaman.
Selain itu, dianjurkan pula untuk berangkat lebih awal menuju ke masjid. Sehingga, umat muslim bisa mendapatkan barisan paling depan dan ikut melantunkan takbir sembari menunggu salat dimulai.
6. Makan Setelah Salat Idul Adha
Untuk Hari Raya Idul Adha disunnahkan untuk makan setelah selesai melaksanakan salat Idul Adha. Hal ini berbeda dengan Idul Fitri yang disunnahkan untuk makan terlebih dahulu sebelum berangkat menuju masjid untuk salat.
Untuk makanan yang dimakan bisa menyesuaikan dengan kebiasaan di daerah tersebut. Bila pada zaman Rasulullah SAW, beliau makan dengan kurma berjumlah ganjil karena buah kurma adalah makanan pokok bagi orang Arab.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Dibakar Suami Cemburu, Siti Akhirnya Meninggal Dunia Usai Dirawat Intensif
-
Kaget Dipanggil Polisi Soal Demo Ricuh, Iqbal Ramadhan: Saya Advokat, Bukan Penghasut!
-
Urusan Pesantren 'Naik Kelas', Kemenag Siapkan Eselon I Khusus di Momen Hari Santri 2025
-
Posyandu Miliki Peran Sebagai Mesin Sosial di Lingkup Masyarakat, Mendagri Berikan Apresiasi
-
CFD Tetap Asyik! HUT TNI ke-80 Jamin Tak Ganggu Car Free Day Jakarta, Ini Rutenya
-
Pengendara Lawan Arah Pukul Pegawai Zaskia Mecca, Teriak 'Saya Anggota' Lalu Kabur
-
Syarat IPK untuk PAPK TNI: Ini Ketentuannya untuk Berbagai Jurusan
-
Warga Ogah Beri Jalan ke Strobo Pejabat, Pengamat: Akibat Penyalahgunaan dan Rasa Ketidakadilan
-
Gara-gara Foto Bareng Siswi, Pelajar SMK Dikeroyok Senior hingga Rahang Patah
-
Istana 'Spill' Arti Sebenarnya IKN Ibu Kota Politik: Bukan Dipisah dari Ibu Kota Ekonomi!