Suara.com - Kasus kejahatan dengan modus menduplikasi surat tanah terjadi kawasan Jakarta Selatan. Sindikat penipuan yang terdiri dari tujuh orang tersebut menipu korbannya hingga merugi mencapai Rp 88,5 miliar.
Kasus tersebut terjadi pada bulan Agustus dan Oktober 2019 dan menyasar dua orang yang ingin menjual tanah dan rumah. Ketujuh tersangka ialah SD, RK, K, A, HM, S, dan MGR.
"Kasus ini dipimpin SD. Mafia tanah dia modusnya ketika ada orang menawarkan tanah dia datang dan nego dan korban berikan soft copy (surat tanah). Pelaku ini sudah siapkan surat tanah yang palsu untuk ditukar," ungkap Kapolda Metro JayaIrjen Gatot Eddy di Polda Metro Jaya, Kamis (22/8/2019).
Dalam melancarkan aksinya, sindikat ini dipimpin oleh tersangka SD. Mereka mencari korban yang ingin menjual tanah dan rumah lalu menukar sertifikat tanah.
Korban pertama hendak menjual rumah di Jalan Iskandarsyah Raya, Jakarta Selatan dengan harga Rp 64,5 miliar.
Korban kedua, hendak menjual tanah yang terletak di Komplek Liga Mas, Pancoran, Jakarta Selatan denfan harga Rp 24 miliar.
"Ini terjadi di lokasi pertama di rumah korban di Jalan Iskandarsyah Raya, Jaksel seharga Rp 64,5 miliar dan lokasi kedua di tanah di Komplek Liga Mas di Pancoran Jaksel seharga Rp 24 miliar," sambungnya.
Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto mengatakan, kedua korban percaya lantaran sindikat tersebut sempat memberikan uang muka ratusan juta rupiah ke korban. Namun, mereka menukar sertifikat asli dengan sertifikat palsu yang telah disiapkan.
"Modus operandi mereka ini dengan cara menawar tanah atau rumah yang hendak dijual korban. Kemudian mereka membujuk korban melakukan pengecekan surat-surat ke BPN namun para tersangka berhasil menukar surat-surat asli korban dengan surat palsu yang sudah disiapkan," papar Suyudi.
Baca Juga: Polri Tangkap Sindikat Internasional Penipuan Online di Malaysia
"Selanjutnya, surat-surat itu dibalik nama oleh tersangka dan diagunkan di founder," jelasnya.
Suyudi menerangkan, tersangka SD adalah bromocorah dalam kasus penipuan batu bara pada tahun 2008. Ia juga mendekam di hotel prodeo selama 9 tahun.
"SD ini dia pemimpinnya, dia residivis pernah ditangkap kasus penipuan batu bara," imbuh Suyudi.
Atas perbuatannya, para tersangka dikenakan Pasal 263 KUHP dan atau Pasal 266 KUHP junto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP dan Pasal 362, 377 KUHP. Mereka terancan hukuman 7 tahun penjara.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO