Suara.com - Benny Wenda, Ketua United Liberation Movement for West papua (ULMWP) sekaligus pemimpin politik kemerdekaan Papua Barat, menepis tuduhan pemerintah Indonesia bahwa dirinya adalah dalang kerusuhan yang melanda Papua dalam dua pekan terakhir.
“Tuduhan seperti ini bukan hal baru bagi saya. Sejak dulu, pemerintah Indonesia menuduh saya sebagai dalang kerusuhan,” kata Benny Wenda kepada Suara.com via telepon, Senin (2/9/2019) malam.
Benny kekinian hidup dalam pengungsian di Oxford, Inggris. Setelah didakwa atas tuduhan mengerahkan massa membakar kantor polisi tahun 2002, ia berhasil mengungsi ke Papua Nugini dan setelahnya mendapat suaka dari Inggris tahun 2003. Dia juga penerima penghargaan Oxford Freedom of the City Award dari Dewan Kota Oxford.
Benny dinilai layak mendapat penghargaan itu karena telah berkontribusi banyak, baik secara lokal maupun di panggung internasional.
Ia mengakui sudah mendapat informasi bahwa Menteri koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan RI Wiranto menuduh dirinya adalah dalang kerusuhan di Papua.
Menurut Benny, tuduhan itu lucu dan tak berbasiskan pada data historis. Ia justru membalikkan tuduhan itu kepada Wiranto, yang menurutnya pernah terlibat dalam operasi militer di Timor Leste.
“Wiranto, orang yang mengalamatkan tuduhan kepada saya ini lupa, bahwa dia pernah melakukan genosida di Timor Leste,” kata Benny.
Ia menuturkan, Wiranto memunyai pengalaman serupa di Timor Leste. Di sana, kata dia, Wiranto juga menciptakan milisi-milisi sipil untuk dibenturkan dengan rakyat Timor Leste yang tengah berjuang untuk referendum.
”Jadi, kalau Wiranto menuduh saya seperti itu (dalang kerusuhan di Papua), saya balik bilang, dia harus tanggungjawab soal Timor Leste. Dia wanted man di United Nations (PBB) soal itu. Pola yang sama saat ini diberlakukan di Papua,” tuturnya.
Baca Juga: Sebut Benny Wenda Provokator, Wiranto: Seakan Kita Telantarkan Papua
Untuk diketahui, perihal dugaan keterlibatan Wiranto dalam praktik bumi-hangus di Timor Leste (dulu Timor Timur) terkuak setelah arsip-arsip rahasia tersebut sudah dideklasifikasi, alias dibuka untuk publik, oleh National Security Archive Amerika Serikat, di George Washington University, Jumat (30/8/2019). Dokumennya bisa dibaca di sini
Arsip tersebut dikumpulkan dan diberi pengantar oleh Brad Simpson, pendiri dan direktur National Security Archive's Indonesia and East Timor Documentation Project, sekaligus Associate Professor of History and Asian Studies dari Universitas Connecticut.
Warga Indonesia Bukan Musuh Bangsa Papua
Benny mengungkapkan, dirinya sudah mendapat laporan bahwa terdapat sejumlah orang yang mengatasnamakan warga non-Papua dan memancing keributan dengan warga asli Papua—terutama yang menggelar aksi damai anti-rasisme dan menutut referendum.
Menurutnya, penggunaan milisi-milisi sipil seperti itu dulu juga digunakan militer Indonesia untuk meredam aksi menuntut referendum dari rakyat Timor Leste.
”Aksi anti-rasisme itu digelar spontanitas. Bangsa Papua bukan monyet. Saya sebagai pemimpin bangsa Papua mengutuk keras diskriminasi rasialis yang kali pertama dilontarkan aparat militer serta ormas reaksioner kepada mahasiswa-mahasiswa kami di Surabaya,” jelasnya.
Berita Terkait
-
Wiranto Janji Tarik Pasukan dan Pulihkan Internet di Papua, Tapi...
-
Pemerintah Batasi Kunjungan Orang Asing ke Papua dan Papua Barat
-
Sebut Benny Wenda Provokator, Wiranto: Seakan Kita Telantarkan Papua
-
LIVE STREAMING: Menko Polhukam Update Situasi Terkini Papua
-
Bule Australia Dideporasi karena Ditipu Demo Papua Adalah Festival Budaya
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD
-
Jerit Konsumen saat Bensin Shell dan BP Langka, Pertamina Jadi Pilihan?
-
Warga Jakarta Siap-siap, PAM Jaya Bakal Gali 100 Titik untuk Jaringan Pipa di 2026