Suara.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melepasliarkan 1.020 ekor burung kolibri, guna menjaga kelestariannya dan keseimbangan alam.
"Kita berharap masyarakat tidak lagi menangkap dan menperjualbelikan kolibri ini, guna menjaga kelestarian alam ini," kata Kepala Resort BKSDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Yusmono di Pangkalpinang, Minggu (8/9/2019).
Ia mengatakan sebanyak 1.020 ekor burung kolibri yang dilepasliarkan ini merupakan hasil sitaan Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang di Pelabuhan Pangkalbalam pada Jumat malam.
"Burung kolibri ini memiliki peran penting dalam menjaga keimbangan dan kelestarian tumbuh-tumbuhan," ujarnya.
Menurut dia ada beberapa jenis tumbuhan yang perkembangbiakannya membutuhkan penyerbukan bunga. Dalam penyerbukan ini ada yang dibantu angin, manusia, hewan diantaranya burung.
"Burung-burung kolibri ini ketika menyerap madu di bunga tumbuhan tersebut akan membawa benang sari dan hinggap di bunga tumbuhan lainnya, sehingga terjadilah perkawinan membuahkan putik dan buah," katanya.
Ia menambahkan tanpa bantuan burung ini, maka serbuk sari dari bunga-bunga tumbuhan tersebut tidak akan menghasilkan buah.
"Kalau tidak ada burung ini untuk membawa serbuk sari ke bunga tumbuhan tersebut, maka tidak akan terjadi pembuahan dan tidak ada regenerasi dari jenis tumbuhan tersebut," katanya.
Menurut dia maraknya penangkapan burung kolibri dalam skala besar ini akan mempengaruhi pengembangbiakan jenis tumbuhan khas Bangka Belitung dan hasil tanaman buah-buahan masyarakat juga akan mengalami penurunan.
Baca Juga: BKSDA Riau Evakuasi Buaya Muara yang Naik ke Daratan di Siak
"Kemungkinan ada hasil buah-buahan lokal daerah ini berkurang, karena semakin berkurangnya burung kolibri ini," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Komisi V Tinjau Sarana Transportasi di Bangka Belitung
-
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Amankan Kucing Hutan
-
BKSDA Aceh Selamatkan Beruang Madu yang Terjerat Perangkap Babi
-
Berlibur ke Pangkal Pinang, Mendedah Kelezatan Otak-otak Ase nan Melegenda
-
Ratusan Personel Brimob dari Bangka Belitung Amankan Objek Vital di Papua
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
Terkini
-
Megawati: Kalau Diam Saya Manis, Tapi Kalau Urusan Partai Saya Laki-laki!
-
Amankan Nataru, Satpol PP DKI Sebar 4.296 Personel
-
Kemenkes Waspadai Leptospirosis Pascabanjir, Gejalanya Mirip Demam Biasa tapi Bisa Mematikan
-
Said Didu Bongkar 5 Kedaulatan RI yang 'Dirampas' Jokowi demi Oligarki Selama Satu Dekade
-
Dulu Besi Tangganya Dicuri, Kini Kabel CCTV JPO Daan Mogot Ditemukan Putus
-
Kemendagri Monitor Pengiriman Bantuan 101.000 Lembar Pakaian untuk Korban Bencana di Aceh
-
Banjir Sumatra Picu Risiko Penyakit Menular, Kemenkes Dorong Imunisasi Darurat
-
OTT 9 Orang Termasuk Jaksa di Banten, KPK Juga Amankan Uang Rp 900 Juta
-
Noel Siap Jalani Sidang Kasus K3, Penampilan Peci dan Sorban Jadi Sorotan
-
Sikapi Pembunuhan Anak Kadernya di Cilegon, DPP PKS Desak Polisi Usut Tuntas dan Transparan