Suara.com - Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan tak hanya berdampak pada kabut asap yang berbahaya bagi manusia, tapi juga merugikan ekosistem primata.
Dirjen Konservasi, Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno mengatakan, karhutla membuat primata kehilangan rumah serta infeksi pernapasan.
"Kebakaran membuat mereka kehilangan rumah. Ada beberapa yang kena infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), ada yang ikut terbakar," ujar Wiratno seusai menjadi pembicara dalam 'Simposium dan Kongres Primata Indonesia ke 5' di University Club UGM, Rabu (18/9/2019).
Wiratno menambahkan, pemerintah akan menggandeng masyarakat lokal untuk menyelamatkan primata-primata tersebut.
Saat ini pihaknya sedang memantau dan mengumpulkan data dari dampak kabut asap terhadap primata dan satwa lain.
"Saya belum mendapatkan laporan (data) pasti terkait adanya penyelamatan Orang Utan. Staf saya sedang memantau dan upaya-upaya selalu kalau ada kebakaran selalu diselamatkan satwa," ujarnya
Sementara yang sudah berhasil diselamatkan, katanya, akan mendapatkan perawatan dan pengobatan intensif sebelum dilepaskan kembali ke alamnya.
"Kami pantau makanannya dan obat-obatan, perilakunya juga. Kandangnya juga khusus, supaya mereka bisa kembali ke alam," tambah Wiratno.
Senada dengan Wiratno, Primatologis atau pakar primata Universitas Indonesia (UI), Jatna Supriatna, menambahkan primata seperti manusia yang menghirup oksigen.
Baca Juga: Gubernur Jambi Pelesiran ke Luar Negeri, Warganya Dikepung Asap Karhutla
Karenanya. ketika kualitas udara memburuk akibat kabut asap, maka Primata juga memiliki masalah seperti manusia.
"Makanya sekarang sudah mulai ada orang utan yang terkena ISPA, sama seperti manusia bisa TBC juga," paparnya.
Bernilai Ekonomi
Jatna khawatir, kalau bencana kabut asap tidak segera terselesaikan, 61 jenis Primata yang hanya bisa hidup dalam iklim seperti Indonesia bisa punah.
"Sampai saat ini, Indonesia mempunyai 61 jenis primata yang tidak bisa hidup di tempat lain," ujarnya.
Lantaran itu, lanjutnya, primata selain mempunyai kemampuan memperbaiki dan merestorasi ekosistem alam, juga bernilai ekonomi tinggi kalau dikelola secara benar oleh pemerintah dan masyarakat.
Berita Terkait
-
Kementerian LHK Sebut 70 Persen Kabut Asap Berasal Dari Pembakaran Lahan
-
Akhirnya Palangka Raya Tetapkan Tanggap Darurat Asap Kebakaran Hutan
-
Ketua DPR Dorong Kebakaran Hutan untuk Cepat Diatasi
-
Cibir Jokowi yang Pamer Sepatu Kotor, Walhi Riau: Penyelesaian Karhutla?
-
Bantuannya untuk Penanganan Karhutla Ditolak Pemprov Riau, Ini Kata Anies
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Benarkah Puteri Komarudin Jadi Menpora? Misbakhun: Mudah-mudahan Jadi Berkah
-
Skandal Tol Rp500 Miliar, Kejagung Mulai Usut Perpanjangan Konsesi Ilegal CMNP
-
Tim Independen LNHAM Terbentuk, Bakal Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus 2025
-
Yusril Bongkar 'Sistem Gila' Pemilu, Modal Jadi Caleg Ternyata Jauh Lebih Gede dari Gajinya
-
Pengamat: Keberanian Dasco Minta Maaf dan Bertemu Mahasiswa jadi Terobosan Baru DPR
-
BPOM Respons Temuan Indomie di Taiwan Mengandung Etilen Oksida, Produk Masih Aman di Indonesia?
-
Kejagung Ungkap Nilai Aset Sitaan Sawit Ilegal Kini Tembus Rp 150 Triliun
-
18 WNI dari Nepal Tiba di Tanah Air Hari Ini, Dipulangkan di Tengah Krisis Politik
-
Di Balik Mundurnya Rahayu Saraswati, Mahfud MD Sebut Ada 'Badai Politik' Menerjang DPR
-
Dugaan Korupsi Tol CMNP Mulai Diusut, Siapa Saja yang Diperiksa Kejagung?