Suara.com - Baku tembak antara aparat kepolisian dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terjadi di kawasan Gampong Keude, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Kamis (19/9/2019).
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Muhammad Iqbal, mengatakan baku tembak diawali dengan perampokan yang diduga dilakukan kelompok bersenjata di Aceh. Selain itu kelompok tersebut juga memiliki keinginan memisahkan Aceh dari NKRI.
Iqbal menjelaskan bahwa kelompok pimpinan Abu Razak tersebut melakukan tindakan perampokan. Namun pada kejadian itu, selain merampok, kelompok itu juga hendak menyebarkan pesan-pesan yang tidak sejalan dengan NKRI.
"Ya perampokan, berupaya untuk sampaikan pesan-pesan tak sejalan dengan NKRI," kata Iqbal di Kantor Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (20/9/2019).
Iqbal menyebut kelompok tersebut dikenal dengan tindakan kekerasan dan juga kerap melakukan perampokan.
Ia menyatakan bahwa pimpinan kelompok yakni Abu Razak bersama anggotanya kini masih terdaftar dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
Dengan demikian, aparat kepolisian hingga saat ini masih melakukan pendalaman untuk mengetahui motif dan juga mencari pelaku yang masuk ke dalam daftar DPO tersebut.
"Pimpinannya dan seluruh anggota memang DPO, pelaku yang buron sudah beberapa kali lakukan aksi kejahatan perampokan dan kekerasan. Mudah-mudahan dengan dihentikannya KKB tidak ada aksi merugikan masyarakat," tandasnya.
Dalam baku tembak tersebut empat anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) tewas di kawasan Gampong Keude, Kecamatan Trienggadeng, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Kamis (19/9/2019) kemarin.
Baca Juga: Baku Tembak Polisi vs KKB Egianus Kogoya Bermula dari Insiden di Pasar
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Aceh Kombes Agus Sarjito mengatakan, bahwa kontak tembak terjadi sekitar pukul 18.00 WIB.
"Kontak tembak dengan kelompok kriminal bersenjata itu diduga terkait dengan kasus di Bireuen. Kelompok ini diduga memeras dan mengancam menggunakan senjata api," kata Agus seperti dikutip Antara.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Buntut Tayangan Kontroversial Trans7, Fungsi KPI Dipertanyakan
-
Apa Pekerjaan Eric Trump? Viral Insiden Mikrofon Bocor Prabowo Ingin Ketemu Anak Trump
-
Soal Tanyangan Xpose Uncensored, Sekjen PKB Sampaikan Desakan Ini
-
Desak Dewan Pers Turun Tangan, DPR Kuliti Narasi Jahat Trans7 Hina Kiai: Belajar Dulu Baru Liputan!
-
Iming-iming Baju Baru Berujung Maut, Remaja di Cilincing Bunuh dan Cabuli Jasad Bocah 11 Tahun
-
Geger Ijazah Jokowi, ANRI Tak Punya Salinannya, Pengamat Ungkap Potensi Sanksi Pidana
-
Doktor Kebijakan Publik Gugat ANRI, Sebut Ijazah Jokowi Bisa Dimakan Rayap di Tangan KPU
-
Usai Didemo Ratusan Siswa, Kepsek SMAN 1 Cimarga Segera Diperiksa Polisi Terkait Kasus Kekerasan
-
Riwayat Pendidikan Dadan Hindayana, Ahli Serangga yang Kini Jadi Bos MBG
-
Nasib Kepala SMA Negeri 1 Cimarga yang Tampar Siswa karena Ketahuan Merokok Bergantung Hasil Visum