Suara.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Hanif Dhakiri berharap, civitas akaemik Politeknik Ketenagakejaan terus memperkuat kerja sama dengan industri sesuai dengan kejuruan/bidang di Polteknaker Bekasi, Jawa Barat. Bukan hanya mengejar kuantitas lulusan, Polteknaker diharapkan juga mampu mencetak kualitas lulusan sesuai kebutuhan dunia industri saat ini.
"Melalui kerja sama dengan industri, nanti Polteknaker bisa tandem dengan industri," katanya, saat memberikan arahan sekaligus membuka seminar ketenagakerjaan bertema "Peran Politeknik Ketenagakerjaan dalam Mewujudkan SDM Unggul", di Jakarta, Senin (23/9/2019).
Menurut Hanif, civitas akademika atau lembaga pendidikan harus bersinergi dengan industri/dunia usaha dalam menghadapi tantangan dan peluang menyambut revolusi industri 4.0.
"Semakin tinggi partisipasi industri, maka akan semakin tumbuh tingkat keberhasilan investasi sumber daya manusia (SDM) yang berhasil. Selama ini, kampus-kampus lain, tak sespesifik di Poltanaker. Meski baru 2017 didirikan, tapi setidaknya kerja sama dengan industri bisa diperkuat, " katanya
Hanif menambahkan, saat ini pihaknya konsentrasi dalam dua hal di masa depan. Pertama, memastikan agar penciptaan lapangan kerja berjalan lebih banyak dan lebih berkualitas.
Kedua, penguatan akses dan mutu tenaga kerja dan pembangunan SDM, yang merupakan salah satu faktor produksi industri yang masih harus terus diupayakan pengembangannya, agar semakin kompetitif dan produktif.
"Saya berharap, semua pihak yang berkepentingan bisa memanfaatkan momentum revolusi industri untuk bergerak bersama menciptakan harmonisasi dalam membangun hubungan industrial yang kondusif, " ujarnya.
Menaker mengajak dunia usaha untuk mengundang para dunia usaha lainnya, agar dapat membaur dengan instansi pemerintah untuk menginvestasikan sebanyak mungkin SDM berkualitas.
"Tanpa tiga hal tersebut, masa depan kita semakin berat. Agar tantangan ringan, maka kita harus siapkan SDM menjadi SDM unggul dan memiliki daya saing yang baik, sehingga ekonomi kita bisa tumbuh secara produktif dan kesejahteraan masyarakat bisa ditingkatkan, " katanya.
Baca Juga: Wujudkan Reformasi Birokrasi, Kemnaker Canangkan Gerakan Tertib Sadar Arsip
Bidang Ketenagakerjaan merupakan Masalah Unik
Sementara itu, Sekjen Kemnaker, Khairul Anwar mengatakan, bidang ketenagakerjaan merupakan masalah yang unik dan berdimensi dengan sektor lain. Tidak sekadar mengatur hubungan kerja (during employment) melainkan juga pra kerja hingga pasca kerja.
"Pekerjaan rumah utama bangsa ini adalah memanfaatkan SDM yang melimpah, agar bisa memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja, dan lebih utama, bagaimana agar pekerja tetap dapat bekerja, " katanya.
Khairul menambahkan, SDM merupakan salah satu faktor produksi industri nasional yang masih harus terus diupayakan pengembangannya, agar semakin kompetitif dan produktif. Pencapaian ini tidaklah mudah, karena itu pengembangan kompetensi pekerja menjadi syarat utama.
Kemnaker berharap, lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan dapat ikut berperan mendorong peningkatan kompetensi SDM Indonesia.
"Kita tidak dapat menghindar dari teknologi, bahkan kita segara melakukan upaya positif membentuk ekosistem digital dari semua lini, agar bisa menjadi negara siap digital. Mari kita dukung kebijakan pembangunan kepada orang untuk mengembangkan kemampuan mereka di ekosistem digital ini.
Melalui seminar ketenagakerjaan, Khairul juga berharap adanya masukan/gagasan-gagasan baru dari narasumber dan peserta seminar dalam rangka menciptakan SDM berkualitas dan berdaya saing, termasuk lulusan politeknik untuk dapat diterima dalam pasar kerja dan dunia industri masa depan.
Berita Terkait
-
Pemerintah Siapkan Perlindungan dan Jaminan Sosial Bagi Pekerja
-
Kemnaker Raih Penghargaan Terbaik II JDIHN Award 2019
-
Selain dari PKB, Ini Alasan Jokowi Tunjuk Hanif Dhakiri Jadi Plt Menpora
-
Kemenpora Sambut Positif Keputusan Jokowi Tunjuk Menaker Jadi Plt Menpora
-
Tetap dari PKB, Jokowi Tunjuk Hanif Dhakiri Jadi Plt Menpora
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO