Suara.com - Guru TK. Ketika mendengar tentang profesi ini, tentunya Anda membayangkan seorang guru yang dikelilingi anak-anak usia balita. Mereka melompat ke sana ke mari dengan segala tingkah polahnya.
Tapi, ada pula yang remeh dengan profesi ini. Tak jarang yang memandang sebelah mata profesi guru TK. Mereka menganggap tugas guru TK hanya sekadar menyanyi dengan gaji secuil.
Nah, seorang warga jejaring sosial Twitter pengguna akun @akuitudina melontarkan cuitannya terkait pertanyaan remeh yang kerap mengecilkan profesi seorang guru TK.
Dalam utasannya, dia mengunggah foto bidik layar percakapan melalui aplikasi WhatsApp. Di chat itu, terlihat seseorang yang menyebut pekerjaan guru TK hanya menyanyi dengan gaji sedikit.
"Mulai sekarang cobalah untuk menghormati setiap profesi terpuji, karena tidak ada profesi sepele di hadapan Allah jika itu benar-benar diniatkan untuk beribadah kepadaNya saja," cuit akun @akuitudina.
Dia melontarkan banyaknya cibiran untuk guru TK. Menurut dia, tak jarang yang menilai guru TK hanya sekadar menyanyi dan menggambar, serta bermain dengan anak-anak.
"Kata profesi 'Guru TK', 'ohh,, hanya guru TK', 'gampanglah kerjaannya cuma ngajari anak nyanyi-nyanyi doang kan??', 'hmm.. ilmunya ga harus tinggi-tinggilah,, lulus SMA juga bisa kok langsung jadi guru TK', 'jadi guru TK mah gampang…', 'iihh,, ga level banget lah yaaa…', Dan mungkin masih banyak cibiran yang lain (tapi saya mencoba khusnudzon saja lah. Guru yang sangat berjasa. Mungkin masyarakat kebanyakan memandang rendah profesi guru TK yang dianggapnya hanya mengajarkan menyanyi saja kepada anak, menunggu mereka bermain," cuit akun @akuitudina.
Pengguna @akuitudina mengimbau masyarakat tidak menilai sesuatu dari satu sudut pandang. Menjadi guru TK bukan sekadar mengajari anak menyanyi, menggambar, mewarnai hingga menulis.
"Tapi lebih dari itu, semua ilmu tentang aspek perkembangan anak dari mulai Kognitif, Fisik-Motorik, Sosial-Emosional, Bahasa, Seni, Moral dan Nilai Agama harus dikuasai oleh seorang guru TK," terang akun @akuitudina.
Baca Juga: Shahnaz Haque Berbagi Ilmu dengan 500 Guru TK
Apa pasal? Akun @akuitudina menjelaskan, di masa itulah yang disebut masa emas alias golden age. Kala itu, perkembangan anak sangat pesat. Thus, mereka membutuhkan stimulus yang tepat. Tujuannya: supaya mereka bisa berkembang dengan tepat pula.
Menurut akun @akuitudina, guru TK diibaratkan memberikan pondasi kepada anak. Nantinya, di pondasi itu akan berdiri bangunan yang menjulang. Jika pondasi itu salah, sangat mustahil bangunan di atasnya bisa berdiri tinggi.
"Begitupun dengan guru TK. Saat tidak mampu memberi stimulus yang tepat sesuai perkembangannya, pertumbuhan anak di kemudian hari pun akan mengalami gangguan. Gangguan di sini bukan berarti idiot lho ya, tapi bisa jadi kurang maksimalnya perkembangan salah satu aspek di atas. Kalau soal idiot itu ada bahasannya sendiri. Namun, juga bukan 100 persen itu kesalahan guru TK kalau aspek-aspek perkembangannya kurang maksimal. Ada faktor pengasuhan orang tua yang mungkin tidak sejalan dengan yang sudah diusahakan oleh guru di sekolah, faktor lingkungan juga bisa," cuit akun @akuitudina.
Akun @akuitudina juga memberikan secara rinci faktor persiapan yang kerap dilakukan olah guru TK. Ini untuk menunjukkan betapa rumitnya atau tidak gampang menjadi seorang guru TK.
Berikut cuitan @akuitudina:
"Mulai dari pagi, guru-guru TK sudah di sekolah lebih awal dari pada anak-anak agar saat anak datang sudah ada yang menyapanya dan sudah menata/menyiapkan media yang nantinya akan dipergunakan dalam kegiatan anak. Menyapa anak dengan senyuman yang tulus meski mungkin guru ada masalah."
Berita Terkait
-
Bikin Salfok Warganet, Ada yang Bisa Tebak Smartphone Penjual Gorengan Ini?
-
SMPN di Cirebon Ambruk Telan Korban Luka, Kegiatan Belajar Pindah ke Musala
-
Ratusan Sekolah di Bekasi Tak Punya Meja dan Kursi, Pelajar Belajar Lesehan
-
Twitter Bermasalah, Warganet Mengeluh
-
Pancasila Perekat Bangsa, Menhan: Kalau Itu Hilang Bangsa Ini Hancur
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
- Diundang Dolce & Gabbana, Penampilan Anggun Mayang Banjir Pujian: Netizen Bandingkan dengan Fuji
Pilihan
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
Terkini
-
Perkuat Akses Keuangan Daerah yang Inklusif, Kemendagri dan OJK Bersinergi
-
Sidang Patok Tambang Memanas: Tanggal BAP 'Ajaib', Saksi Kebingungan Dikejar OC Kaligis!
-
Buntut Anggaran Tangsel Dikuliti Leony, Harga Jam Tangan Wali Kota Benyamin Davnie jadi Sorotan
-
'Geruduk' Istana di Hari Tani, Petani Sodorkan 6 Tuntutan Keras untuk Prabowo: Cabut UU Cipta Kerja!
-
Nahas! Tukang Kerupuk di Tangerang Ditikam Gegara Dituduh Rebut Lapak, Begini Nasibnya!
-
Dr. Tan Shot Yen Kritik MBG Isi Burger: Beri Anak Kapurung dan Ikan Kuah Asam
-
Dapur MBG Bogor Sajikan Ribuan Porsi Sehat, Jamin Kecukupan Gizi dan Bantu Perekonomian Keluarga
-
Mirisnya Pensiunan Askes: Uang Hari Tua Tertahan di BPJS, Terpaksa 'Ngemis' ke DPR Demi Sesuap Nasi
-
Seluruh Tubuh Melepuh, Buruh Lumpia Korban Ledakan Gas di Bogor Minta Tolong Dedi Mulyadi, Kenapa?
-
Bela Ijazah Gibran, Kreator Konten Ini Akui Bukan Ternak Mulyono dan Bahagia di Singapura