Suara.com - Koordinator Advokasi Urban Poor Consortium (UPC) Gugun Muhammad menilai solusi yang dipilih Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi sanitasi buruk di Gang Sekretaris, RT 015 RW 007 Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat kurang tepat.
Gugun menilai pembangunan septic tank yang direncanakan Peprov DKI hanya solusi jangka pendek yang tidak memecahkan permasalahan sosial di wilayah kumuh di Gang Sekretaris.
"Memang ada lahannya? ya mungkin septic tank di bawah jalan atau apa itu kan juga bisa kan, tapi kan itu sepotong-sepotong begitu penanganannya, tetap enggak rapi, tidak hanya sekarang lagi ramai septic tank lalu tindakannya bikin septic tank, hanya begitu, besok ramai apalagi responnya begitu, tindakannya sepotong-sepotong gitu," kata Gugun saat dihubungi Suara.com, Senin (7/10/2019).
Menurutnya, penataan pemukiman di Jakarta sejak dahulu memang sudah bermasalah, banyak pembiaram dari pemerintah sehingga warga bisa membangun rumah secara liar.
"Di masa lalu itu negara tidak hadir, orang asal bangun dan tidak diurus, ada pembiaran di awal-awal, ketika orang mendudiki lahan, tidak ada tindakan apakah diperbolehkan atau tidak, kalau tidak harusnya diberi peringatan jelas ya," kata dia.
Lebih lanjut, solusi untuk kampung kumuh di Jakarta adalah penataan ulang dengan perencanaan yang baik mulai dari tata kampung, tempat pembuangan sampah, hingga sanitasi yang sehat.
"Ya tata ulang, kampung-kampung di Jakarta ini mesti ada penataan ulang karena sudah terlalu banyak rumah jadi infrastruktur fasilitas umum dan sosial itu jadi terbatas, mau enggak mau harus tata ulang, rombak total," tegasnya.
Sebelumnya, Lurah Tanjung Duren Utara Iskandar memutuskan solusi untuk kampung Gang Sekretaris adalah pembangunan septic tank yang akan dimulai pada 2020.
Kondisi Sanitasi di Gang Sekretaris
Baca Juga: Pemprov DKI Akan Atur Pemakaian Skuter Listrik Grab, Akan Dibatasi?
Gang Sekretaris hanya sekitar 7 kilometer dari Balai Kota, Kantor Gubernur DKI. Di sini, setidaknya ada 30 kepala keluarga yang tak punya wc menggantungkan hidup pada lima wc umum kecil yang terletak di pinggir Kali Sekretaris, itu pun jauh dari kata layak.
Kelima wc ini berada berdampingan dengan rumah warga, luasnya pun tak sampai satu meter persegi dengan fasilitas seadanya; closet jongkok, keran, satu ember, gayung, dan paku yang menancap di dinding untuk menggantungkan pakaian.
Dinding wc pun tampak berkerak dan tumbuh jamur di beberapa sudut, pintu wc tak memiliki jarak dengan jalan gang sehingga suara dari luar terdengar jelas dari dalam wc.
Kondisi ini semakin diperparah dengan tidak adanya septic tank untuk menampung 'hajat' 150 orang warga di sini.
Hajat tersebut langsung begitu saja meluncur ke Kali Sekretaris, sehingga kali menjadi sangat bau, belum lagi ditambah limbah rumah tangga dari warga.
Setiap hari, warga harus mengantre sejak subuh untuk mandi agar bisa sampai di tempat kerja tepat waktu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta
-
Masih Nunggak, Kejagung Sita Aset Musim Mas dan Permata Hijau Group
-
Sultan Najamudin: Semua Mantan Presiden RI yang Telah Berpulang Layak Diberi Gelar Pahlawan