Suara.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan ancaman kepada Eropa jika serangan militer ke Suriah yang dilakukannya dianggap pendudukan.
Dalam pidato di depan parlemen baru-baru ini, Erdogan menyebut akan mengirim 3,6 juta pengungsi ke Eropa jika langkahnya didefinisikan sebagai invasi.
"Hei EU (Uni Eropa), sadar. Saya mengatakannya lagi: jika kalian mencoba menyebut operasi kami di sana (Suriah) sebagai invasi, tugas kami sederhana: kami akan membuka pintu dan mengirim 3,6 juta migran kepada kalian,"kata Erdogan.
Dilansir dari Dailymail, Presiden Turki menyebut serangan militer ke Suriah telah menewaskan 109 teroris. Kementerian Pertahanan Turki juga mengumumkan dua desa perbatasan telah dibersihkan dari teror yang merujuk pada para pejuang Kurdi.
Invasi ini telah banyak dikutuk di seluruh dunia. Para pemimpin Eropa dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah memperingatkan Erdogan atas serangan militernya.
Menurut mereka, tindakan Erdogan dapat memperburuk penderitaan di wilayah yang dilanda perang dan memungkinkan ISIS untuk berkembang. Padahal pasukan Kurdi yang didukung AS diklaim telah menggulingkan para jihadis ISIS awal tahun ini.
Sementara itu, otoritas Kurdi mengklaim telah terjadi penembakan pada Rabu malam di sebuah penjara yang menahan para pejuang ISIS. Mereka menyebut ini adalah upaya yang jelas untuk membantu pejuan ISIS melarikan diri.
"Serangan terhadap penjara-penjara yang menahan para teroris ISIS ini akan menimbulkan bencana yang konsekuensinya mungkin tidak akan bisa ditangani oleh dunia nanti," begitu bunyi pernyataan tersebut.
Rabu malam, pasukan komando Turki bergerak melawan milisi Kurdi setelah artileri dan angkatan udara menghantam Suriah utara dengan rentetan penembakan dan mengirim ribuan orang melarikan diri.
Baca Juga: Fraksi Gerindra Pastikan Amandemen UUD 1945 Tidak Kembalikan Pilpres ke MPR
Turki telah lama memandang pasukan Kurdi yang berbasis di Suriah sebagai teroris. Mereka telah berulang kali mengancam melakukan serangan terhadap pejuang Kurdi di Suriah yang didukung AS.
Ankara mengklaim ada hubungan antara pejuang Kurdi Suriah dengan gerilyawan Kurdi yang beroperasi di perbatasan Turki. Serangan militer Turki ini dilakukan setelah pasukan AS ditarik dari Suriah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
KPK Ungkap Pengembalian Dana Haji Ilegal! Siapa Saja yang Sudah Mengaku?