Suara.com - Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Polisi Dedi Prasetyo mengatakan dugaan mahasiswa Universitas Halu Oleo, Muhamad Yusuf Kardawi tewas akibat luka tembak harus dibuktikan secara ilmiah.
Dedi menegaskan bahwa dugaan Yusuf tewas tertembak tidak bisa hanya berdasar keterangan saksi.
Menurut Dedi pembuktian secara ilmiah terkait penyebab tewasnya Randi kekinian masih dalam proses. Sehingga, dugaan Yusuf tewas akibat tertembak belum dapat dipastikan.
"Itu masih belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Jadi proses pembuktian secara ilmiah biar tidak terbantahkan itu masih berproses. Laboratorium forensik masih berproses, kemudian juga nanti akan dikaitkan dengan hasil autopsi. Jadi kalau misalnya dia menyampaikan dari saksi-saksi saja enggak kuat," kata Dedi di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2019).
Menurutnya, pembuktian secara ilmiah jauh lebih kuat dari kesaksian seribu saksi.
"Kalau pembuktian ilmiah itu jauh lebih kuat nilainya dibanding saksi. Seribu saksi nilainya cuma satu. Jadi sangat terburu-buru buat suatu kesimpulan itu," tegasnya.
Sebelumnya, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyebut, Muh Yusuf Kardawi, mahasiswa Universitas Halu Oleo Muh Yusuf Kardawi yang tewas saat berunjuk rasa diduga terkena tembakan, baru dipukuli oleh oknum polisi.
Meski demikian, Kontras belum bisa menyebutkan penyebab tewasnya Yusuf Kardawi apakah akibat terkena tembakan langsung atau tidak.
"Kalau kita lihat polisi banyak fokus pada peristiwa (penembakan) La Randi, tetapi kami menduga Yusuf juga. Namun, kami belum tahu apakah itu tembakan langsung atau serpihan proyektil," ujar Kepala Divisi Pembelaan Hak Asasi Manusia KontraS Arif Nur Fikri di Jakarta, Senin (14/10/2019).
Baca Juga: Setelah Wiranto Ditusuk, Jack Sparrow dan 21 Terduga Teroris Dibekuk Densus
Berita Terkait
-
Bekuk 26 Terduga Teroris, Polri: Tak Ada Kaitan Gagalkan Pelantikan Jokowi
-
Disebut Pasif Tangani Korban Demo DPR, Kompolnas: KontraS Memfitnah
-
Demo Mahasiswa Timbulkan Korban, Kompolnas Dinilai Terkesan Diam
-
Mahasiswa Tewas, Kontras Duga Senpi Sengaja Dipakai untuk Bubarkan Pendemo
-
Mahasiswa Tewas saat Demo, Kontras: Yusuf Ditembak Baru Dipukuli Polisi
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional