Suara.com - Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyinggung partai yang ingin merapat ke koalisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) namun mendapat penolakan.
Hal itu disampaikan Fahri Hamzah melalui jejaring Twitter pribadinya, Senin (22/10/2019).
Mulanya ia melempar tebak-tebakan kepada warganet tentang partai yang mendapat penolakan itu.
"Saya dengar ada partai yang mau masuk tapi ditolak...partai apakah itu?" tanya Fahri Hamzah.
Pria kelahiran 10 November 1971 itu lantas membuka kembali kenangan masa lalu ketika dirinya dipecat secara sepihak oleh partai tempat ia bergabung.
Partai itu disebut sempat mendekati presiden demi posisi di jajaran kabinet dengan cara menyingkirkan orang-orang yang vokal mengkritik pemerintah.
"Sekitar 4 tahun lalu ada partai mendekati presiden untuk masuk kabinet, lalu menganggap presiden mensyaratkan penyingkiran orang kritis. Jadilah aku korban...dipecat tanpa dasar..," imbuhnya.
Bagi Fahri, tindakan tersebut menunjukkan perilaku zalim yang dipelihara untuk memenuhi kepentingan elite.
Oleh sebab itu, ia menunjukkan perlawanan dengan segala bentuk penganiayaan yang menjadikan anggota partai hanya sebagai sesembahan untuk melayani elite.
Baca Juga: Fahri Hamzah Geleng-geleng Kepala Tanggapi OTT KPK dan 4 Berita Lainnya
"Saya ungkap kembali cerita sebab ini semua kemunafikan...kezaliman yang dipelihara untuk kepentingan elite...inilah yang saya lawan..penganiayaan yang disempurnakan dengan fitnah...kita jadi tidak ada gunanya untuk melayani elite partai...kita seperti sesembahan," kata Fahri Hamzah.
Lebih lanjut, Fahri menambahkan bahwa dirinya sejatinya enggan mengungkit kenangan masa lalu tersebut.
Namun ia berpikir, publik harus mendapat pemahaman tentang fakta yang terjadi selain kedepannya ia mengingingkan reformasi di partai politik demi menciptakan demokrasi di Indonesia.
"Saya sebetulnya sudah tidak mau bicara banyak soal ini...tapi rasanya memang ada yang tetap harus dijernihkan...partai politik perlu reformasi...dan salah satu agenda paling penting ke depan adalah membangun parpol yang sehat...sehat untuk demokrasi dan sehat untuk rakyat...," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram
-
Minta Pendampingan KPK, Gus Irfan Pastikan Ibadah Haji dan Umrah Bebas Rasuah
-
Misteri Keracunan 1.315 Siswa Terpecahkan: BGN Temukan Kadar Nitrit Hampir 4 Kali Lipat Batas Aman
-
Wali Kota Semarang Dorong Sekolah Rakyat Jadi Wadah Lahirkan Generasi Hebat
-
Izin Dibekukan, DPR Ingatkan TikTok untuk Kooperatif dan Transparan
-
12 Tokoh Ajukan Amicus Curiae di Praperadilan Nadiem, Gugat Bobroknya Sistem Penetapan Tersangka
-
Genjot Skrining Tuberkulosis, Ahmad Luthfi Luncurkan Program Speling Melesat dan TB Express