Suara.com - Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Budi Arie Setiadi menyebut relawan Projo atau Pro Jokowi akan dilibatkan untuk menjadi pendamping desa-desa di seluruh Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Budi usai dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (25/10/2019).
"Oh ya pasti. Sampai saat ini pendamping desa itu banyak relawan dari Projo, karena kita tahu ini persoalan pengetahuan, skill. Masyarakat desa belum siap," ujar Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/10/2019).
Budi menuturkan, mulai Senin (28/10/2019) ia bakal mulai mengkonsolidasikan soal pembagian tugas dengan Menteri Desa Abdul Halim Iskandar untuk pembagian tugas.
Ia berharap dirinya lebih banyak bertugas di desa-desa seluruh Indonesia.
"Saya berharap satu hari atau 2 hari saja di kantor. Sisanya 5 atau 6 hari di desa-desa seluruh Indonesia. Saya mau bilang pak menteri 1 hari saja di kantor, sisanya di desa, kalau perlu tidur di kampung-kampung," kata dia.
Sempat Ancam Tinggalkan Jokowi
Budi merupakan Ketua Umum Pro Jokowi. Satu hari sebelum Jokowi mengumumkan nama Wakil Menteri Kabinet Indonesia Maju, Projo sempat mengancam akan meninggalkan Jokowi karena kecewa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dilantik sebagai Menteri Pertahanan.
Meski demikian, kini Budi membantah bakal meninggalkan Jokowi karena Projo kecewa. Ia menyebut di dalam Pilpres tidak boleh terbawa perasaan (baper).
Baca Juga: Jadi Wamendes, Jokowi Minta Ketua Projo Kelola Anggaran Desa Dengan Baik
Kini Budi mengaku sudah mulai menyayangi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang kini menjadi Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju.
"Nggak ngambek. Siapa yang ngambek? Itu kan persepsi teman-teman. Kita mau istirahat. Kan sudah selesai menang Pilpres. Kalau ngambek kan kamu yang ngomong," kata dia.
"Politik nggak boleh baper. Politik harus tegar, nggak boleh zero sum game, ngambek, nggak boleh naper. Saya gini saja sudah mulai sayang dengan Pak Prabowo," tandasnya.
Berita Terkait
-
Guyon Menhan Prabowo Kepada Wamen Trenggono: Kamu yang Kerja Aku yang Tidur
-
Wamenhan Trenggono Disambut di Kemenhan, Prabowo Pulang ke Hambalang
-
Prabowo Senang Jokowi Lantik Eks Bendahara TKN Jadi Wamenhan
-
Tepergok Ngobrol dengan Surya Paloh, Prabowo ke Wartawan: Mau Tahu Saja
-
Hari Pertama Kerja, Menhan Prabowo Beri Santunan untuk Anak Yatim
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Soal Tim Reformasi, DPR Harap Bukan Cuma 'Kosmetik': Polri Harus Kembali ke Mandat Konstitusi
-
Menko Yusril: Pemerintah Harus Berhati-hati Menentukan Siapa yang Layak Menerima Pengampunan Negara
-
Demi Netralitas, Anggota Komisi III DPR Sebut Polri Harus Tetap di Bawah Presiden
-
Soal Kerja Sama Keamanan RI-Australia, Legislator PDIP Ini Kasih 2 Catatan, Minta Prabowo Hati-hati
-
Babak Baru Kasus Korupsi CSR BI-OJK: KPK Kejar Aliran Dana, 2 Staf Ahli Heri Gunawan Diperiksa
-
Babak Baru Ledakan SMAN 72: Ayah Terduga Pelaku Diperiksa Intensif, Polisi Ungkap Fakta Ini
-
DPR-Pemerintah Mulai 'Bedah' 29 Klaster RUU KUHAP: Sejumlah Pasal Sudah Disepakati, Ini di Antaranya
-
Sisi Gelap Taman Daan Mogot, Disebut Jadi Lokasi Prostitusi Sesama Jenis Tiap Tengah Malam
-
Luruskan Simpang Siur, Ini Klarifikasi Resmi Aliansi Terkait 7 Daftar Organisasi Advokat yang Diakui
-
Kasus Femisida Melonjak, Komnas Perempuan Sebut Negara Belum Akui sebagai Kejahatan Serius