Suara.com - Politikus Partai Nasdem Saan Mustofa mengatakan pihaknya bakal terus melakukan safari politik dan tidak hanya berhenti pada pertemuan Ketum Surya Paloh dengan petinggi PKS.
Ia berujar safari politik akan dilakukan ke seluruh partai politik di koalisi pemerintah maupun di luar pemerintahan.
“Iya, Nasdem akan safari politik ke partai-partai lain tidak hanya ke partai koalisi, tapi juga partai di luar koalisi yang sudah kita lakukan lebih awal ke PKS. Dan ini menjadi komitmen dan telah ditegaskan juga oleh Pak Jokowi bahwa safari safari atau silaturahmi kebangsaan ini Nasdem lakukan dalam rangka memperkuat komitmen kebangsaan kita,” kata Saan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (12/11/2019)
“Memperkuat komitmen kenegaraan dan persatuan untuk mencari titik-titik temu dengan para pimpinan partai. Titik-titik temu ini yang menjadi agenda bersama,” Saan menambahkan.
Saan menjelaskan, salah satu titik temu yang dicari bersama dengan masing-masing partai yakni ialah penegasan soal Pancasila sebagai ideologi yang final dan tidak bisa diganggu gugat. Dari titik temu tersebut nantinya akan didapat satu persamaan antarpartai yang menolak bentuk radikalisme.
“Kita sama-sama tidak akan memberi ruang kepada kelompok radikalisme, intoleran, dan terorisme. Ini turunan dari pengakuan kita pada Pancasila kemudian komitmen kita pada demokrasi. Kita ingin menciptakan demokrasi yang berkualitas,” ujar Saan.
Berita Terkait
-
Hadapi Pilpres 2024, Bamsoet Akui Golkar Tertinggal Jauh dari Nasdem
-
Jokowi Peluk Erat Surya Paloh di Kongres NasDem
-
Anies Baswedan Bakal Capres Nasdem 2024? Surya Paloh: Ah, Salah Itu
-
Masuk Bursa Capres 2024, Anies: Presiden Jokowi Saja Baru Sebulan Dilantik
-
Masuk Bursa Capres Nasdem, Emil: Saya Tak Mau Bahas yang Tidak Jelas
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Korupsi Minyak Pertamina: 8 Tersangka Dilimpahkan ke Pengadilan, Riza Chalid Lolos?
-
KPK Ungkap Modus 'Jatah Preman' Gubernur Riau, PKB: Buka Seterang-terangnya, Siapa di Balik Itu?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak Rumah Sakit, Menko PMK Pratikno Turun Tangan
-
Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dikaji, Gubernur Pramono: Belum Tentu Naik
-
Gubernur Riau Abdul Wahid Minta 'Jatah Preman' ke Dinas PUPR Rp7 Miliar, KPK: Pakai Kode 7 Batang
-
Profil dan Pendidikan Rismon Sianipar yang Menduga Prabowo Tahu Ijazah Palsu Wapres Gibran
-
Pemprov Riau Diperingatkan KPK: Sudah 4 Gubernur Kena OTT! Ada Masalah Serius di PBJ?
-
Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur: Saksi Kunci Kembali Mangkir
-
ASN DKI Dapat Transportasi Umum Gratis, Gubernur Pramono: Tak Semua Gajinya Besar
-
Digelar Perdana Besok, Adam Damiri Siap Hadiri Sidang PK di PN Jakpus