Suara.com - Deputi Bidang Kerjasama Internasional dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Andhika Chrisnayudhanto, mengatakan repatriasi atau pemulangan warga negara Indonesia mantan kombatan ISIS yang berada di Suriah masih menunggu keputusan pemerintah.
Pernyataan tersebut dikatakan Andhika saat dijumpai usai acara seminar bertajuk ‘Countering and Preventing Violent Extremism and Radicalization yang digelar Kedutaan Besar Denmark di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan bahwa pemerintah belum mencapai keputusan terkait pemulangan para WNI mantan kombatan dan simpatisan (Foreign Terrorist Fighter/FTF) ISIS di Suriah
“Masalahnya, memang belum ada keputusan nasional untuk pemulangan. Semua persiapan belum bisa dilakukan karena belum ada putusan nasional,” katanya seperti dikutip Antara, Kamis (21/11/2019).
Dia menjelaskan bahwa pihaknya telah memiliki alat untuk menerima kepulangan FTF asal Indonesia berupa undang-undang dan program-program deradikalisasi.
“Kami baru bisa bergerak apabila sudah ada keputusan nasional,” jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah WNI yang bertolak ke Suriah sebagai simpatisan atau kombatan ISIS telah menyatakan ingin kembali ke tanah air usai kekalahan kelompok radikal bersenjata itu.
Berdasarkan penelusuran BNPT pada bulan Juli lalu, sebagaimana diberitakan sebelumnya, tidak sedikit anak-anak WNI, yang sebelumnya dibawa ke Suriah, menyatakan keinginan untuk kembali ke Indonesia.
Ada pula perempuan WNI yang pergi bersama suami dan anak-anaknya ke Suriah dan menjadi bagian dari ISIS, namun dalam perjalanan, sang suami meninggal dunia dan perempuan WNI tersebut kemudian menikah dengan kombatan ISIS dan memiliki anak.
Baca Juga: Pengamat Intelijen: Bom Bunuh Diri Medan Dipicu Kematian Pimpinan ISIS
Hal tersebut menimbulkan persoalan lain terkait anak-anak hasil perkawinan WNI dengan kombatan ISIS dan apakah mereka akan dibawa ke tanah air atau tidak.
Berita Terkait
-
Istri Terpidana Bom Bali Umar Patek Resmi Jadi WNI
-
10 Tahun Menanti, Istri Terpidana Teroris Umar Patek Kini Resmi Jadi WNI
-
BNPT Ungkap Tren Baru Teroris Indonesia, Bawa Keluarga saat Beraksi
-
BNPT Klaim Program Deradikalisasi Bikin Napi Teroris Bertobat
-
Minta Menag Fachrul Perbaiki Cara Komunikasi, DPR: Jangan Bikin Kegaduhan
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
Terkini
-
Akhir Manis Guru Abdul Muis dan Rasnal: Presiden Beri Rehabilitasi, Operator Dapodik Bakal Dipanggil
-
Polisi Tangkap Perampok yang Bunuh Sopir Taksi Online di Tol Jagorawi, Apa Motifnya?
-
Rismon Ancam Tuntut Polisi Rp126 T di Kasus Ijazah Jokowi, Setara Anggaran Setahun Polri
-
Berbekal Airsoft Gun dan KTA Palsu, Polisi Gadungan Tipu Driver Ojol dan Bawa Kabur Motor
-
Kondisi Pelaku Membaik, Polisi Dalami Motif 'Memetic Violence' di Kasus Ledakan SMAN 72
-
Bantah Bullying! Gubernur DKI Ungkap Motif Ledakan di SMAN 72: Ternyata Ini Pemicunya
-
Bukan HP Pribadi, Terungkap Alat Komunikasi Nikita Mirzani Saat Live dari Rutan Pondok Bambu
-
Kuasa Hukum Sebut Kasus Roy Suryo Cs Bukan Proses Hukum Murni: Ada Tangan-tangan Kekuasaan
-
Jadi Tersangka Ijazah Palsu Jokowi, Rismon Ancam Tuntut Polisi Rp126 Triliun, Apa Pemicunya?
-
Geger Ijazah Jokowi, Rismon Tantang Nyali Publik: Layak Disebut Bangsa Pengecut Jika Takut