Suara.com - Pendeta Suarbudaya rahardian, juru bicara keluarga 6 tahanan politik Papua, mengaku kecewa berat terhadap pernyataan Mabes Polri soal dugaan peluru nyasar saat mereka menjenguk ke sel Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.
Pendeta Suarbudaya mengatakan, pernyataan Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Argo Yuwono terlalu menganggap enteng kasus yang mereka alami.
"Argo sebagai seorang perwira tinggi polisi alih-alih merespons simpatik atau mawas diri kenapa bisa latihan tembak di Mako Brimob dan mengancam keselamatan orang," kata Pendeta Suarbudaya kepada Suara.com, Jumat (22/11/2019).
Menurutnya, Argo harus menanggapi dugaan peluru nyasar itu secara profesional, yakni melakukan investigasi.
"Semestinya polisi melakukan investigasi dan evaluasi menyeluruh perihal prosedur keamanan latihan Brimob. Bukannya malah nyinyir kepada korban salah tembak. Masak harus kena tembak dulu baru disebut korban," tegasnya.
Sebelumnya, Suarbudaya menceritakan tempat mengunjungi para tahanan di Mako Brimob itu berada di sebuah lapangan terbuka yang ditutup oleh kerangkeng besi dari atap hingga sisi kiri dan kanannya.
Saat itu, ia mengaku tengah menemui Ambrosius Simulaid dan Dano Tabuni. Ada juga Ibunda dari Surya Anta Ginting dalam ruangan tersebut.
Tak lama kemudian suara ledakan keras terdengar. Tidak disangka ada tembakan yang justru mengarah kepadanya sesaat setelah suara ledakan itu muncul.
Selongsong yang jatuh di dalam ruangan tersebut mengeluarkan cukup banyak asap, sehingga membuat orang-orang di dalamnya berteriak meminta untuk keluar.
Baca Juga: Keluarga Tapol Papua Kena Peluru Nyasar, Mabes Polri: Sakit Gak?
Bukannya dievakuasi, penjaga berpangkat provost malah mengeluarkan senapan laras panjang dan meminta Ambrosius dan Dano yang berteriak-teriak untuk segera diam.
Kejadian itu bukan hanya satu hari dialami. Keesokan harinya,selongsong peluru kembali masuk di dekat ruangan sel. Suarbudaya tidak menutupi kalau asapnya malah memenuhi sel keenam tahanan.
Ternyata, selongsong peluru itu berasal dari para anggota polisi yang tengah berlatih untuk pengamanan pelantikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di DPR RI, beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal itu Argo Yuwono justru mempertanyakan kebenaran dari keluhan tersebut.
"Peluru nyasar? sakit gak dia? kan gak sakit tho? dia sehat tho?" kata Argo saat ditemui di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (22/11/2019).
Menurut Argo, kebenaran itu bisa dibuktikan Tim Advokasi Papua dalam proses persidangan dengan mempersiapkan bukti-bukti yang valid.
Berita Terkait
-
Keluarga Tapol Papua Kena Peluru Nyasar, Mabes Polri: Sakit Gak?
-
Pendeta Nyaris Kena Peluru di Mako Brimob, Kompolnas Nagku Belum Tahu
-
Surya Anta Cs akan Laporkan Hakim Agus Widodo ke Komisi Yudisial
-
Istri Surya Anta Ginting Tegaskan Sang Suami Menghuni Sel Isolasi
-
Kesehatan Tak Terjamin, Begini Kondisi 6 Aktivis Papua di Mako Brimob
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Aktivis Feminis Desak Negara Akui Femisida Sebagai Kejahatan Khusus dan Masuk UU
-
Menkes Wacanakan Kelas Standar Bagi Peserta BPJS: Nggak Usah Cover yang Kaya, Fokus yang Bawah Aja
-
Satu Korban Ledakan SMAN 72 Jakarta Jalani Operasi Bedah Plastik, Total 20 Siswa Masih Dirawat
-
Soal Tim Reformasi, DPR Harap Bukan Cuma 'Kosmetik': Polri Harus Kembali ke Mandat Konstitusi
-
Menko Yusril: Pemerintah Harus Berhati-hati Menentukan Siapa yang Layak Menerima Pengampunan Negara
-
Demi Netralitas, Anggota Komisi III DPR Sebut Polri Harus Tetap di Bawah Presiden
-
Soal Kerja Sama Keamanan RI-Australia, Legislator PDIP Ini Kasih 2 Catatan, Minta Prabowo Hati-hati
-
Babak Baru Kasus Korupsi CSR BI-OJK: KPK Kejar Aliran Dana, 2 Staf Ahli Heri Gunawan Diperiksa
-
Babak Baru Ledakan SMAN 72: Ayah Terduga Pelaku Diperiksa Intensif, Polisi Ungkap Fakta Ini
-
DPR-Pemerintah Mulai 'Bedah' 29 Klaster RUU KUHAP: Sejumlah Pasal Sudah Disepakati, Ini di Antaranya