Suara.com - Wakil Presiden Maruf Amin membeberkan masalah stunting di Indonesia yang belum juga terselesaikan. Di depan kepala daerah, Maruf menyebut pemerintah telah menargetkan untuk menurunkan angka stunting hingga 20 persen pada 2024.
Hal itu disampaikan Maruf saat menghadiri acara Musyawarah Nasional APPSI VI tahun 2019 yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2019). Ia menerangkan kalau angka stunting memang sempat mengalami penurunan tapi masih terhitung tinggi.
"Angka prevalensi stunting saat ini masih tinggi karena hampir 1 dari 3 balita mengalami stunting," kata Maruf.
Masalah stunting juga seiring berjalan dengan angka kemiskinan di Indonesia yang masih tinggi. Serupa dengan stunting, angka kemiskinan di Indonesia sempat menurun hingga 9,41 persen sejak Maret lalu. Akan tetapi angka kemiskinan masih berada di kisaran 25 juta orang.
Karena itu, penyelesaian kedua masalah tersebut mesti didukung oleh kinerja optimal bukan hanya dari pemerintah pusat tetapi pemerintah daerah. Kata Maruf, mestinya ada koordinasi untuk menggerakan seluruh program dan kegiatan pencegahan stunting hingga ke tingkat desa.
"Padahal tersedia anggaran besar untuk pencegahan stunting yang tersebar melalui APBN, APBD provinsi, APBD Kabupaten/Kota, DAK, maupun dana desa," ujarnya.
Selain itu juga masalah kesehatan masyarakat pun tak terelakan. Ada peningkatan penyakit tidak menular seperti jatung, stroke, gagal ginjal yang mencapai 57 persen. Padahal sebelumnya diperkirakan hanya pada kisaran 37 persen.
Menurutnya transisi epidomologis tersebut perlu ada perhatian besar. Pasalnya, penyakit tidak menular tersebut malah menjadi beban utama pembiayaan kesehatan dalam program JKN yang seharusnya bisa dicegah apabila mengelola hidup sehat.
Lalu, Maruf juga menyinggung soal kesenjangan dalam pendidikan Dalam kategori keluarga miskin, hanya 60 persen lulusan SD sederajat yang bisa meneruskan ke tingkat SMP. Lalu hanya 30 persen lulusan SMP yang bisa meneruskan sekolah ke tingkat SMA sederajat. Angkanya semakin kecil ketika melihat lulusan SMA sederajat lanjut ke perguruan tinggi yakni hanya tiga persen saja.
Baca Juga: Wagub Jabar Launching Desa Cageur untuk Menurunkan Angka Stunting
Maruf menerangkan bahwa tingginya angka siswa yang putus sekolah antar jenjang pendidikan itu dikarenakan kurang tersedianya biaya.
"Anak usia sekolah harus kerja cari nafkah, pernikahan dini, dan merasa pendidikan sudah cukup," ucapnya.
Seluruh persoalan tersebut dikatakan Ma'ruf mesti mendapat perhatian serius termasuk oleh Pemerintah Daerah.
"Harus dikerjakan secara sungguh-sungguh dengan mobilisasi sumber daya yang dimiliki. Saya harap para gubernur cari terobosan dan inovasi untuk mengatasi persoalan tersebut di wilayah masing-masing," katanya.
Seusai berpidato, Maruf juga turut meresmikan pembukaan Munas APPSI VI 2019 dengan memukul gong. Dalam acara tersebut juga hadir Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola yang juga menjabat sebagai Ketum APPSI, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!