Suara.com - Suplai air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Saribu Sungai Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, kepada pelanggan di Kecamatan Sungai Pagu dan Koto Parik Gadang Diateh macet total alias terhenti akibat kerusakan sumber air dan jaringan karena diterjang banjir bandang beberapa hari lalu.
"Akibat banjir bandang yang melanda Sungai Pagu dan Koto Parik Gadang, empat sumber air kita mengalami rusak berat dan dua perlu rehabilitasi ringan sehingga belum bisa menyalurkan air sudah empat hari sampai Selasa," kata Direktur PDAM Solok Selatan Ridwan sebagaimana dilansir Antara, Rabu (27/11/2019).
Empat sumber air yang rusak tersebut, yakni Batang Lolo, Sungai Manau, Sungai Cangkau dan Seberang Suliti. "Sumber air dari Sungai Manau dan Seberang Suliti rata tertimbun material galodo (banjir bandang)," ujarnya.
Banjir juga menyebabkan jaringan PDAM mengalami kerusakan. Kerusakan jaringan berada di Sungai Pangku, Sungai Ipuh Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, dan Pasar Muaralabuh dan Pasir Talang Kecamatan Sungai Pagu.
Akibat kerusakan tersebut, 4.000 dari 11.600 pelanggan PDAM Solok Selatan tidak memperoleh akses air bersih dari perusahaan tersebut.
Sementara itu, hujan deras yang melanda Solok Selatan pada Pada Jumat (22/11) juga mengakibatkan saluran PDAM dari sumber air Timbarau untuk pelanggan di Liki, Kecamatan Sangir, tersumbat sehingga sekitar 400 pelanggan terganggu suplai air bersih.
Sebagai upaya penanganan dini, sebutnya pihaknya melakukan pembersihan di sumber-sumber air tersebut.
"Kami juga mengajukan proposal kepada BNPB untuk memperbaiki jaringan dan sumber air yang rusak. Kami berharap proposal yang kami ajukan segera ditindaklanjuti karena air menjadi kebutuhan pokok," ujarnya.
Untuk memberikan air bersih kepada para pelanggan hingga suplai air kembali normal, sebutnya PDAM menyalurkan air bersih kepada masyarakat dengan menyiagakan 20 tangki air bersih.
Baca Juga: Beredar Video Banjir Lahar di Sungai Gendol, BPPTKG Beri Klarifikasi
"Air bersih ini gratis. Jika ada aparat yang meminta retribusi dalam menyalurkan air ini, kami tidak memberikan perintah," ujarnya.
Berita Terkait
-
KPK Kembali Cegah Bupati Solok Selatan ke Luar Negeri
-
Di Hadapan Anak-anak Papua, Jokowi Janji Bakal Kunjungi Sentani dan Wamena
-
Sempat Digagalkan karena Difabel, Pemerintah Putuskan Dokter Romi Jadi CPNS
-
Mendagri Minta Dokter Romi Diterima Jadi ASN Solok Selatan
-
Dokter Disabilitas Dibatalkan Jadi ASN, Begini Tanggapan KSP
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional