Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut dalam empat tahun terakhir pemerintah berupaya agar kemudahan berusaha di Indonesia semakin baik.
Jokowi mengatakan salah satu upaya pemerintah yakni adanya sistem Online Single Submission (OSS) untuk menyerderhanakan proses perizinan berusaha secara elektronik.
"Di mana perizinan terintegrasi secara elektronik, guna mempermudah urusan izin bagi investor. Sehingga yang namanya mengurus izin tidak perlu lagi berbulan-bulan, tapi harus bisa dalam hitungan jam," ujar Jokowi saat pembukaaan Kongres Notaris Dunia ke 29 tahun di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Ia pun mencontohkan inovasi teknologi dalam pelayanan pengesahan perseroan terbatas (PT) di Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM.
Pelayanan online itu disebut bisa memangkas waktu pelayanan, mengurangi tumpukan dokumen yang bisa diakses dari mana saja dann mengurangi tumpukan sejumlah dokumen.
"Pelayanan online yang berhasil memangkas waktu pelayanan, mengurangi tumpukan dokumen yang bisa diakses dari mana saja. Legalisasi yang dulu dilayani 3 hari sekarang jadi 3 jam," ucap dia.
Jokowi mengaku mendapat laporan bahwa pelayanan pengesahan perseroan terbatas (PT) di Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM hanya memakan waktu tujuh menit.
Karena itu akan mengecek kebenaran pelayanan online tersebut.
"Bahkan laporan yang saya terima, keseluruhan proses yang diperlukan dalam pengesahan perseroan terbatas hanya memakan waktu 7 menit. Ini mau saya cek bener nggak 7 menit," ucap dia.
Baca Juga: Labuan Bajo untuk Orang Berduit, Jokowi: Jangan Dicampur Menengah ke Bawah
Tak hanya itu, mantan Gubernur DKI Jakarta menuturkan semua kalangan baik pemerintah, pelaku bisnis, maupun notaris harus mengubah birokrasi, proses bisnis, dan budaya kerja di era disrupsi.
Pemerintah kata dia, harus bergerak lebih lincah dan lebih cepat, karena dalam era persaingan negara yang semakin sengit. Sebab yang cepat akan mengalahkan yang lambat dan yang cepat beradaptasi dengan teknologi akan mengalahkan yang gagap teknologi.
"Karena itu birokrasi pemerintah juga harus mengubah cara kerjanya dari manual menjadi digital dari pelayanan birokrasi yang ruwet, yang berlama-lama menjadi pelayanan yang sederhana, dan yang cepat," katanya.
Berita Terkait
-
Labuan Bajo untuk Orang Berduit, Jokowi: Jangan Dicampur Menengah ke Bawah
-
Mimpi Jokowi Selesaikan Defisit Transaksi Berjalan di Periode Keduanya
-
Bukan Jokowi, Ini Sosok yang Dorong Pemerintah Kasih Izin FPI
-
Presiden Jokowi Bangga Ekonomi Indonesia di Bawah India dan China
-
Pembuat Tagar Jokowi Takut FPI Disemprot Aktivis 98: Tak Paham Arah Politik
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Jokowi Ngotot Prabowo-Gibran 2 Periode, Manuver Politik atau Upaya Selamatkan Ijazah Gibran?
-
Siapa Tony Blair? Mendadak Ditunjuk Jadi Pemimpin Transisi Gaza
-
Dian Hunafa Ketahuan Bohong? Pembelaan Ijazah Gibran Disebut Sesat, Gugatan Rp125 T Terus Bergulir!
-
Awas Keracunan! BGN Buka Hotline Darurat Program Makan Bergizi Gratis, Catat Dua Nomor Penting Ini
-
Terungkap! 2 Bakteri Ganas Ini Jadi Biang Kerok Ribuan Siswa di Jabar Tumbang Keracunan MBG
-
Ribuan Anak Keracunan MBG, IDAI Desak Evaluasi Total dan Beri 5 Rekomendasi Kunci
-
Cak Imin: Program Makan Bergizi Gratis Tetap Lanjut, Kasus Keracunan Hanya 'Rintangan' Awal
-
Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
-
Misteri 'Kremlin' Jakarta Pusat: Kisah Rumah Penyiksaan Sadis Era Orba yang Ditakuti Aktivis
-
Adu Pendidikan Rocky Gerung vs Purbaya yang Debat Soal Kebijakan Rp200 Triliun