Suara.com - Anton Hendra Kusuma (20) Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang mendapatkan penghargaan sebagai Anak Program Keluarga Harapan (PKH) berprestasi tingkat Nasional dalam penghargaan 'Appreciation Day Tahun 2019'. Penghargaan itu diberikan oleh Kementerian Sosial di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Kamis (28/11/2019).
Suara.com menemui Anton langsung. Anak Asenan tersebut berasal dari Desa Kormengan, Kabupaten Malang. Bapaknya, Asenan bekerja sebagai tukang becak di Malang hingga bisa menghidupi kedua anaknya. Adik Anton baru kelas 6 Sekolah Dasar (SD).
Anton anak muda berprestasi ini usai mendapat penghargaan dari Kementerian Sosial, menceritakan kisah awalnya. Yang di mana orang tuanya hanya sebagai tukang becak.
"Jadi latar belakang keluarga saya ini tukang becak. Bapak tukang becak, Ibuku hanya menjadi ibu rumah tangga," awal ucapan Anton usai mendapat penghargaan yang diberikan langsung oleh Menteri Sosial Juliari Batubara, di Makasar, Sulawesi Selatan.
Anton menyebut ketika masih anak-anak memang banyak tekanan, terkait dengan segi sosial keluarganya yang memang kekurangan.
"Nah, itu yang memacu saya memberikan yang terbaik terutama buat keluarga. Jadi cita cita saya ingin mengangkat derajat bapak ibu," ucap Anton
Anton memulai sejak dirinya Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kepanjen Malang, memang menyukai hobi menggambar, di mana Anton telah memiliki banyak sertifikat menggambar sampai pada tahun 2018.
"Di mulai dari SD sampai SMA. Saya memiliki hobi menggambar. Jadi total lebih dari sekitar 40-an sertifikat dari khusus menggambar," ujar Anton
Kemudian, sejak masuk SMA tersebut Anton memulai mengenal riset atau melakukan penelitian setelah disekolahnya mengambil jurusan MIPA, tahun 2018. Anton menyebut mulai dari sejak kelas satu SMA naik ke kelas dua, penelitian yang dilakukan Anton selalu gagal.
Baca Juga: Tukang Becak Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Bersimbah Darah
"Saya mengenal penelitian itu ternyata lebih condong. Dimulai 2018. Itu saya mulai dari tahun 2016 sampai 2017, Dua tahun saya gagal," ujar Anton.
Anton pun terus berusaha dan tetap melakukan penelitian. Dirinya pun membuat alat yang terinspirasi dari tumbuhan Putri Malu.
Menurut Anton, alat itu diciptakannya untuk mendeteksi awal bila adanya peristiwa bencana alam Tornado. Di mana alat yang dibuatnya tersebut adalah Tornado Detector System.
Anton meengatakan doanya terjawab setelah di SMA kelas tiga. Dirinya berpartisipasi mewakili Indonesia pada tahun 2018 ke Korea Selatan dalam kejuaraan Expo Science Asia.
"Di tahun ketiga di SMA baru di jawab oleh Allah. Dan akhirnya lolos ke Korea selatan mewakili Indonesia di bidang art science," ungkap Anton
"Di Korea Selatan mendapatkan penghargaan special Award," tambah Anton.
Anton, setelah mendapat oenghargaan di Korea Selatan, prestasinya pun terus berlanjut pada Tahun 2019 Antin pun berangkat ke Abu Dhabi untuk pula mengenalkan alat pendeteksi bencana yang dibuatnya tersebut.
Menurut Anton, dalam acara penelitian Science di Abu Dhabi tersebut diikuti sekitar 2.150 peserta dari 68 Negara. Dimana, akan dipilih dari 100 peserta untuk dijadikan duta negara.
"Itu saya terpilih dari 100 peserta menjadi duta negara. Itu untuk mengikuti Konfrensi pemuda yang suka akan riset. Untuk bisa mengembangkan potensi riset atau memasarkan riset di negaranya masing-masing," ucap Anton
Selain itu, Anton juga menyebut mendapat materi pula dari NASA. Ketika maauk menjadi 100 peserta Scince di Abu Dhabi.
Anton mengaku mulai mendapat bantuan PKH itu sejak tahun 2018.
"Tapi kalau saya kenal PKH-nya tahun 2018. Mungkin kalau bapak ibu lama mungkin (terima PKH)," ujar Anton
Anton pun mengaku terispirasi menjadi peneliti dari suka menonton Youtube. Dia melihat seorang peneliti berumur 18 tahun asal Kanada membuat sistem sirkulasi udara agar virus tidak menyebar m di Pesawat Terbang.
"Akhirnya saya termotivasi. Dia umur 18 bisa seperti itu. Kenapa saya tidak. Dan akhirnya 2016 saya termotivasi 2 tahun. Tepat di usia 18 tahun pun saya bisa mewakili Indonesia," kata Anton
Anton yang sudah memiliki sejumlah prestasi dari penelitiannya hingga ke luar negeri. Namun, kata Anton ayahnya masih menjadi tukang becak hingga kini.
"Masih narik becak. Tapi, sekarang bukan becak kayu tapi motor. Jadi lebih mudah nggak harus ngayuh lagi tinggal gas aja. Respon masyarakat juga bagus dan lebih sering masyarakat naik becak motor," kata Anton
Anton pun mengaku senang setelah mendapat sejumlah prestasi dalam penelitiannya. Dirinya pun mengaku telah membelikan sebuah tempat duduk untuk dirumah dan motor yang dipakai ayahnya untuk becak motor.
Anton membelikan tempat duduk dirumahnya, lantaran keluarganya tidak punya tempat duduk. Dan kalau berkumpul dirumah selalu duduk dilantai.
"Sudah ngasih beli sofa dirumah buat bapak ibu. Karena dulu dirumah masih lesehan. Terus belum punya sepeda motor juga. Beli hasil nabung, beli sofa buat duduk. Berapa tahun lesehan terus kalau lebaran kan kasian bapak ibu," ucap Anton
Anton mengaku tak pernah puas akan terus membahagiakan kedua orangtuanya. Apalagi, Anton selalu mendapat pesan dari kedua orang tuannya tersebut.
"Jangan takut untuk gagal. Kalau kita direndahkan tinggikan harapanmu. Kalau kita ditinggikan rendahkan hatimu," tutup Anton pesan dari orang tuanya tersebut, sambil menutup wawancara.
Berita Terkait
-
Becak Listrik Dilegalkan di DIY, Pengemudi Becak Motor Akan Ditindak Tegas
-
Tukang Becak Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Bersimbah Darah
-
Tukang Becak Bunuh PKL karena Rebutan Cewek, Mayatnya Ditinggal di Jalan
-
Konflik Cinta Segitiga, Tukang Becak di Jombang Terancam Hukuman Mati
-
Salut, Driver Ojol Patungan Demi Bantu Tukang Becak di Bandung
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Tragedi Freeport: 2 Pekerja Ditemukan Tewas, 5 Hilang di Tambang Maut Grasberg
-
Hitung-hitungan Jelang Muktamar X PPP: Mardiono Disebut Masih Kuat dari Agus Suparmanto
-
Jokowi Beri Arahan 'Prabowo-Gibran 2 Periode', Relawan Prabowo: Tergantung Masyarakat Memilih
-
DPR Desak Penghentian Sementara PSN Kebun Tebu Merauke: Hak Adat Tak Boleh Dikorbankan
-
Usai Pecat Anggota DPRD Gorontalo, PDIP Beri Pesan: Jangan Cederai Hati Rakyat!
-
Mahasiswa Green Leadership Academy Tanam Semangat Baru di Tabung Harmoni Hijau
-
Profil Alvin Akawijaya Putra, Bupati Buton Kontroversial yang Hilang Sebulan saat Dicari Mahasiswa
-
Mendagri Tito Sebut Bakal Ada 806 SPPG Baru: Lahannya Sudah Siap
-
'Warga Peduli Warga', 98 Resolution Network Bagikan Seribu Sembako untuk Ojol Jakarta
-
Perlindungan Pekerja: Menaker Ingatkan Pengemudi ODOL Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan