Suara.com - Kicauan yang dibuat Staf khusus (stafsus) Presiden Jokowi dari kalangan milenial, Gracia Billy Yosaphat Membrasar memicu perdebatan. Warganet ramai-ramai membuat tagar #StafsusRasaBuzzeRp di Twitter.
Pantauan Suara.com, tagar #StafsusRasaBuzzeRp telah dipakai dalam lebih dari 6 ribu cuitan pada Minggu (1/12/2019) siang. Tagar ini pun masuk ke dalam daftar trending topic di Twitter.
Warganet mempersoalkan kicauan Billy yang menyebut 'kubu sebelah megap-megap'.
"Stlh membahas ttg Pancasila (yg bikin kubu sebelah megap2), lalu kerja mendesign kartu Pra-kerja di Jkt, lalu sy ke Pulau Damai penuh keberagaman: BALI! Utk mengisi materi co-working space,mendorong bertambahnya jumlah entrepreneur muda, utk pengurangan pengangguran dan angka kemiskinan," tulis Billy melalui akun Twitter pribadinya @kitongbisa, Sabtu (30/11/2019).
Meskipun Billy sudah menghapus cuitan tersebut, warganet terlanjur mengunggah screenshot-nya ke media sosial.
Bahkan mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah juga memberikan respon. Dia menjawab pertanyaan warganet yang bertanya dan menyertakan tagar #StafsusRasaBuzzeRp.
"Ijin tanya pak,,,apakah stafsus termasuk bagian dari pemerintah pak ? #StafsusRasaBuzzeRp," tanya seorang warganet.
Fahri Hamzah menjawab, "Setiap yang mendapat SK pejabat publik (presiden, dll) lalu menggunakan uang negara (gaji dll) maka ia adalah pejabat publik dengan segala konsekwensinya".
Billy kemudian memberikan klarifikasi sekalius permintaan maaf atas kicauannya yang memicu perdebatan tersebut.
Baca Juga: Guntur Triyoga Sah Jadi Suami Apristiyah Devila
"Assalamu'alaikum dan salam sejahtera untuk kita semua. Saya pertama memohon maaf atas kesalahpahaman yang muncul karena salah 1 cuitan saya yang menggunakan kata yang menimbulkan multitafsir, yaitu kata: 'Kubu'," tutur Billy melalui Twitter, Minggu (1/12/2019).
Ia tidak bermaksud menuduh sebagian kelompok tertentu dan memutuskan menghapus cuitannya agar tidak menjadi polemik berkepanjangan
"Bahwasanya saya tidak bermaksud tendensius ke kelompok masyarakat manapun. Saya sudah melakukan klarifikasi & utk menghindari polemik berlanjut telah menghapus twit tersebut. Saya dengan ini memohon untuk dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya karena kesalahpahaman tersebut," ungkapnya.
Pendiri pusat studi Kitong Bisa ini juga menjelaskan bahwa dirinya berasal dari keluarga dengan beragam suku dan agama.
Ia pun mengatakan, "dari kecil saya diajari indahnya perdamaian & saling sayang yang diajarkan Islam & rasa kasih dari Kristen. Saya menyaksikan keindahan dari hidup di Indonesia di tengah-tengah keluarga kami. Itulah sebabnya tidak pernah sekalipun saya menyatakan hal-hal berbau kebencian & kecurigaan".
Billy juga mengakui mengakui bahwa dirinya sebagai pejabat publik yang bertanggung jawab untuk bekerja bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
Pesan Pengacara PT WKM untuk Presiden Prabowo: Datanglah ke Tambang Kami, Ada 1,2 Km Illegal Mining
-
Misteri Penculikan Bilqis: Pengacara Duga Suku Anak Dalam Hanya 'Kambing Hitam' Sindikat Besar
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Buka Penyidikan Periode 2008-2015, Puluhan Saksi Diperiksa
-
Aliansi Laki-Laki Baru: Lelaki Korban Kekerasan Seksual Harus Berani Bicara
-
Ahli BRIN Ungkap Operasi Tersembunyi di Balik Jalan Tambang PT Position di Halmahera Timur
-
Jeritan Sunyi di Balik Tembok Maskulinitas: Mengapa Lelaki Korban Kekerasan Seksual Bungkam?
-
Mendagri Tito Dapat Gelar Kehormatan "Petua Panglima Hukom" dari Lembaga Wali Nanggroe Aceh
-
'Mereka Mengaku Polisi', Bagaimana Pekerja di Tebet Dikeroyok dan Diancam Tembak?
-
Efek Domino OTT Bupati Ponorogo: KPK Lanjut Bidik Dugaan Korupsi Monumen Reog
-
Bukan Kekenyangan, Tiga Alasan Ini Bikin Siswa Ogah Habiskan Makan Bergizi Gratis