Suara.com - Iran pada Minggu (5/1) mengecam Donald Trump sebagai seorang teroris berdasi setelah Presiden AS itu mengancam menyerang 52 sasaran di Iran bila Tehran menyerang warga atau aset-aset AS dalam balas dendam atas terbunuhnya komandan militer Qassem Soleimani.
Saat AS dan Iran perang kata-kata, Uni Eropa, Inggris dan Oman mendesak kedua pihak berusaha menghentikan eskalasi krisis.
Soleimani, komandan militer utama Irak, terbunuh pada Jumat lewat serangan pesawat nirawak AS saat dalam iring-iringan di lapangan udara Baghdad.
"Seperti ISIS. Seperti Hitler. Seperti Jenghiskhan! Mereka semuanya membenci budaya.Trump teroris berjas. Dia akan belajar sejarah segera bahwa tak seorang pun dapat menaklukkan bangsa dan budaya agung Iran," kata Menteri Telekomunikasi dan Informasi Mohammad Javad Azari-Jahromi dalam cuitannya.
Soleimani adalah arsitek operasi militer dan bawah tanah luar negeri Iran dan memegang jabatan kepala Pasukan Pengawal Revolusi Quds. Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Jumat berjanji bahwa Iran akan mengupayakan balas dendam atas kematiannya.
Trump menanggapi hal itu dan kata-kata keras lain Tehran lewat serangkaian cuitan pada Sabtu dengan mengatakan bahwa Iran dengan beraninya ngomong hendak menyerang aset-aset tertentu AS.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mendesak Menlu Iran lewat telepon pada Minggu untuk mendinginkan situasi dan mengundangnya ke Brussel buat membahas cara-cara melestarikan perjanjian nuklir tahun 2015 dengan Iran.
Penarikan diri AS dari perjanjian itu pada 2018 dan penerapan kembali sanksi terhadap Iran telah mencetuskan ketegangan baru setelah sempat reda sejenak.
Di Irak, banyak orang termasuk lawan-lawan Soleimani mengungkapkan amarah kepada Washington atas serangan yang menewaskannya dan pemimpin milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis di wilayah Irak dan berpotensi menyeret negara mereka ke dalam perang. (Antara/Reuters)
Baca Juga: Irak Tetapkan Hari Berkabung Nasional Bagi Qassem Soleimani
Berita Terkait
-
Irak Tetapkan Hari Berkabung Nasional Bagi Qassem Soleimani
-
Makin Panas! Trump Kini Ancam Hancurkan 52 Target di Iran
-
Soleimani Tewas, Inggris Larang Warganya Bepergian ke Irak dan Iran
-
Soleimani Dibunuh, Iran: Kami Sudah Banyak Mengubur Orang seperti Trump
-
Presiden Irak Ajak Masyarakat Kendalikan Emosi Setelah Soleimani Dibunuh AS
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
Terkini
-
Kementerian PU Akan Mulai Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Berapa Perkiraan Biayanya?
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan