Suara.com - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyampaikan ungkapan kekecewaan atas terjaringnya komisioner Komisioner Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (8/1/2020).
Anggota Komisi II DPR RI itu berpendapat, sebagai lembaga penyelenggara Pemilu seharusnya para komisioner KPU memiliki integritas dan netralitas tinggi, bukan sebaliknya.
"Pertama kecewa dengan kejadian ini. Mestinya sebagai penyelenggara pemilu netralitas dan integritas nomor satu."
Kendati begitu, Mardani mengatakan asas praduga tidak bersalah harus tetap dikedepankan dalam memroses kasus yang menjerat komisioner KPK.
"Kita dorong KPK untuk mengungkap dengan transparan dan tuntas kasus ini. Semua mesti menjadi amanah karena rakyat berharap banyak pada KPU dan KPUD," kata Mardani.
Untuk diketahui, Wahyu terjaring operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (8/1/2020).
"Iya siang tadi KPK OTT kepada yang diduga seorang komisioner KPU berinisial WS," kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron.
Aksi operasi tangkap tangan terhadap komisioner KPU itu diakui oleh Ketua KPK Firli Bahuri.
"Kami melakukan penangkapan terhadap para pelaku yang sedang melakukan tindak pidana korupsi berupa suap," ujar Firli.
Baca Juga: Terjaring OTT KPK, Anggota KPU Wahyu Setiawan Punya Harta Rp 12,8 Miliar
Namun, Firli belum mau menjawab mengenai adanya dugaan anggota DPR RI yang juga ikut terjaring OTT tersebut.
"Kami masih bekerja. Ya, mas di Jakarta," katanya.
Berita Terkait
-
Terjaring OTT KPK, Anggota KPU Wahyu Setiawan Punya Harta Rp 12,8 Miliar
-
Komisi II: OTT Komisioner KPU, Peringatan Keras Bagi Penyelenggara Pemilu
-
Ketua KPU Sambangi KPK terkait Penangkapan Anggotanya
-
Profil Wahyu Setiawan, Komisioner KPU yang Terjaring OTT KPK
-
OTT KPK 2 Hari Berturut-turut, Kini Jerat Komisioner KPU
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Penjaringan Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai Tak Transparan, Pencalonan Cahrudin Sengaja Dijegal?
-
Bikin Riuh, Dito Ariotedjo Tiba-Tiba Tanya Ijazah Erick Thohir ke Roy Suryo
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'