Suara.com - Menteri Ketenagakerjaa Ida Fauziyah meminta perusahaan-perusahaan agar terus meningkatkan pengawasan dan penyadaran akan pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Menaker Ida mengingatkan masalah K3, tidak hanya diingat dan dibahas saat terjadi kasus kecelakaan atau musibah di tempat kerja.
"Jangan sampai problem K3 baru mendapat perhatian saat korban berjatuhan. Jangan sampai kita baru peduli soal K3 ketika ada gugatan dari masyarakat atau keluarga korban, " kata Menaker Ida.
Hal tersebut diungkapkan Menaker Ida Fauziyah saat melakukan kunjungan kerja ke kantor besar PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) V Balikpapan, di Jalan Yos Sudarso, Mekar Sari, Balikpapan Tengah, Prapatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur Jum'at (17/1/2020).
Menaker Ida menegaskan menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan inovasi, otomatisasi, internet of things, artificial intelligence dan fleksibiltas pola kerja, perusahaan harus dapat melakukan upaya konkrit terhadap pelaksanaan K3 di lingkungan masing-masing agar budaya K3 berbasis teknologi informasi.
"Perkembangan teknologi informasi mengharuskan kita melakukam terobosan dengan inovasi-inovasi baru dalam menterjemahkan K3. Kita juga butuh SDM kompeten dan saya lihat Pertamina menjawabnya dengan meningkatkan SDM pengelola K3, " ujarnya.
Menaker Ida menyebut kecelakaan kerja tidak hanya menyebabkan kematian, kerugian materi, moril dan pencemaran lingkungan, namun juga dapat mempengaruhi produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. Kecelakaan kerja juga mempengaruhi indeks pembangunan manusia (IPM) dan indeks pembangunan ketenagakerjaan (IPK).
"Saya kira Pertamina termasuk perusahaan yang dipacu untuk terus meningkatkan produktivitasnya. Mudah-mudahan menjadi perusahaan nasional berkelas dunia dan menjadi energi tersendiri bagi pembangunan nasional, " kata Menaker Ida.
Menaker berharap agar K3 tidak dianggap sebagai penghambat investasi melainkan menjaga investasi. Sebab pelaksanaan K3 menyangkut nyawa dan kesehatan manusia serta keberlangsungan perusahaan. Jadi Menaker berharap K3 menjadi prioritas dan budaya, bukan karena tuntutan Undang-Undang.
Menaker Ida juga berharap Pertamina RU V sebagai bagian perusahaan BUMN yang memiliki potensi bahaya tinggi, ikut mendorong dan memotivasi perusahaan lain di sekitarnya agar pelaksanaan K3 sapat berjalan secara efisien dan efektif.
Baca Juga: Buruh Demo Tolak Iuran BPJS Naik di Kemenaker, Hindari Jalan Gatot Soebroto
"Saya harap semua pihak di Pertamina Balikpapan melakukan upaya konkrit pelaksanaan K3, dengan lompatan inovasi dan Pertamina diharapkan menjadi bagian penting mensupport bagaimana peningkatan produktivitas tenaga kerja, " katanya
Dalam kunker ke Pertamina Balikpapan, Menaker Ida didampingi Anggota Komisi IX DPR RI Anggi Ermani; Plt. Dirjen Binwasnaker & K3 Iswandi Hari; Direktur PNK3 Razmahadi dan Staf Ahli Gubernur Kaltim Bidang Reformasi Birokrasi dan Keuangan Daerah HM Yadi Robyan Noor.
Kepada Direktur SDM Pertamina Koeshartanto; VP Projek HSSE Dit. Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Sahadi; GM Refinery Unit V Balikpapan Mulyono dan jajarannya, Menaker Ida menjelaskan kunjungannya ke Pertamina Balikpapan untuk melihat secara langsung praktek pelaksanaan K3. Menaker Ida menyempatkan meninjau gedung pelayanan kesehatan (site clinic) Pertamina.
"Kita ambil perusahaan yang high risk (resiko tinggi) sehingga kita semua merasa nyaman, tenang, perlindungannya dapat dilakukan secara baik dan mudah-mudahan produktivitas kita meningkat, " katanya.
Sedangkan Koeshartanto mengatakan pihaknya melalui divisi HSSE sudah meningkat menjadi budaya. Jadi perilaku pegawai Pertamina telah menampatkan safety sebagai mandatory atau keharusan, tetap harus dikedepankan.
"Jangan sampai satu centimeter atau satu inch pun kita lengah karenanya. Karena kelengahan ini akan berimplikasi terhadap kinerja pegawai, " katanya. (*)
Berita Terkait
-
Manfaat Jamsostek Naik, Menaker Imbau Perusahaan Segera Mendaftar
-
50 Tahun Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Menaker Canangkan Bulan K3
-
Menaker Ajak Investor Energi Listrik Perkuat Investasi ke Indonesia
-
Kemnaker Jadikan 20 Daerah sebagai Piloting Pengembangan Keterampilan
-
Tingkatkan Posisi Kerja, Kemnaker : Paradigma Pekerja Migran harus Diubah
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Pramono Anung Kukuhkan 1.005 Pelajar Jadi Duta Ketertiban: Jadi Mitra Satpol PP
-
Hormati Putusan MK, Polri Siapkan Langkah Operasional Penataan Jabatan Eksternal
-
Istana Pastikan Patuhi Putusan MK, Polisi Aktif di Jabatan Sipil Wajib Mundur
-
Polemik Internal Gerindra: Dasco Sebut Penolakan Budi Arie Dinamika Politik Biasa
-
KPK Usut Korupsi Kuota Haji Langsung ke Arab Saudi, Apa yang Sebenarnya Dicari?
-
Boni Hargens: Putusan MK Benar, Polri Adalah Alat Negara
-
Prabowo Disebut 'Dewa Penolong', Guru Abdul Muis Menangis Haru Usai Nama Baiknya Dipulihkan
-
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, Sektor Energi hingga Kebebasan Sipil Disorot: Haruskah Reshuffle?
-
Hendra Kurniawan Batal Dipecat Polri, Istrinya Pernah Bersyukur 'Lepas' dari Kepolisian
-
400 Tersangka 'Terlantar': Jerat Hukum Gantung Ratusan Warga, Termasuk Eks Jenderal!