Suara.com - Gong Xi Gong Xi merupakan lagu paling populer yang sering dinyanyikan saat perayaan Tahun Baru Cina atau Imlek. Namun berdasarkan sejarahnya, lagu ini memiliki asal usul cerita yang kelam.
Tujuan awal lagu ini diciptakan juga bukan untuk memeriahkan Tahun Baru Cina.
Disadur dari laman berita Malaysia, Says.com, Jumat (24/1/2020) lagu Gong Xi Gong Xi diciptakan oleh komposer bernama Chen Gexin.
Lagu ini untuk merayakan kemenangan dan pembebasan Tiongkok setelah kekalahan Jepang pada akhir Perang Dunia II tahun 1945.
Chen Gexin merupakan penduduk asli Shanghai dan salah satu penulis lagu serta komposer yang paling berhasil pada saat itu.
Meskipun lagu itu sekarang digunakan untuk perayaan Tahun Baru Cina, versi aslinya membawa sentimen kesedihan dan kebahagiaan yang rumit.
Menurut laporan The Star, Sabtu (28/1/2017), sang komposer sempat ditahan selama tiga bulan oleh penjajah Jepang karena menulis lagu-lagu patriotik selama perang.
Beberapa percaya bahwa kekejaman perang mungkin memiliki dampak yang mendalam pada Chen dan mempengaruhi karya musiknya.
Ini mungkin juga menjelaskan mengapa Gong Xi Gong Xi ditulis dalam kunci minor, yang biasanya digunakan untuk memproyeksikan kesedihan dan kemurungan dalam karya musik.
Baca Juga: Laba Bersih Bank Mandiri di Kuartal IV 2019 Naik 9,9 Persen
Chen menciptakan lagu "Gong Xi Gong Xi" untuk merayakan tahun baru pertama pada bulan setelah kemenangan dan sebagai peringatan bagi para prajurit dan orang-orang yang tewas dalam Perang Dunia II.
Bagi Tiongkok, perang ini merupakan sejarah kelam. Perang antara Tiongkok dan Jepang (7 Juli 1937 hingga 9 September 1945) adalah perang Asia terbesar di abad ke-20 yang menewaskan 15 hingga 20 juta orang di Cina.
Tentara Jepang menyiksa dan membunuh hingga 300 ribu warga sipil dan tentara di Nanjing, yang saat itu menjadi ibu kota Cina. Peristiwa ini dikenal dengan istilah Pembantaian Nanking.
Says.com menyebut bahwa dalam Pembantaian Nanking Angkatan Darat Kekaisaran Jepang menggunakan beberapa metode penyiksaan dan pembunuhan.
Mulai dari mutilasi, mengebiri, memenggal kepala, memerkosa, membakar hingga menenggelamkan para korban.
Berita Terkait
-
Mitos Hujan Turun saat Imlek Bawa Keberuntungan, Benarkah?
-
Kece, Ini 5 Aplikasi Kartu Ucapan untuk Tahun Baru Imlek 2020
-
Sehari Jelang Imlek, Harga Jual Emas Antam Turun Jadi Rp 768.000 Per Gram
-
5 Tradisi Unik Perayaan Imlek di Indonesia, Salah Satunya Lunasi Utang
-
8 Ucapan Selamat Tahun Baru Imlek 2020 Selain Gong Xi Fa Chai
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Akal Bulus Pasutri Polisi Gadungan: Pura-pura Istri Pendarahan, Mobil Sopir Online Lenyap
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum