Suara.com - Dua orang putri mengaku berasal dari Sunda Empire ditahan pihak Imigrasi Malaysia sejak 2007. Hingga kini sudah 13 tahun lamanya kedua putri tersebut masih menjadi tahanan Imigrasi.
Kedua wanita itu adalah Putri Lamia Roro Wiranata dan sang kakak Putri Sathia Fathia Reza. Keduanya ditemukan di kawasan terbuka antara perbatasan Malaysia dan Brunei dengan paspor bertuliskan Sunda Democratic Empire.
Kedua putri itu mengaku sedang melakukan tur Asia Pasifik. Kedua orang tuanya tinggal di daerah pembuangan di Swiss.
Mereka berangkat dari Swiss menuju ke Singapura. Pada 6 Juli 2007 mereka tiba di Brunei.
Di Brunei, keduanya menginap di Hotel Empire kemudian ditangkap oleh otoritas Brunei pada 12 Juli 2007. Pihak Brunei tidak mengakui paspor yang mereka miliki sehingga dideportasi ke zona perbatasan Malaysia dan Brunei.
Akun YouTube bernama Pak Bro kembali mengulas kasus kedua putri itu. Ia menduga ada keterkaitan kedua putri dengan kelompok Sunda Empire asal Bandung, Jawa Barat.
Saat itu, Pak Bro yang bertugas sebagai petugas perlindungan WNI bagian konsuler di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Serawak, Malaysia mendapatkan permohonan bantuan dari Imigrasi Malaysia untuk mewawancarai kedua wanita itu. Pihak Imigrasi menduga wanita itu berasal dari Indonesia karena Sunda berada di Indonesia.
"Yang menarik dalam wawancara mereka tidak bisa berbahasa Sunda apalagi bahasa Indonesia. Mereka hanya bisa berbahasa Inggris dan dialeknya pun aneh," katanya seperti dikutip Suara.com, Sabtu (25/1/2020).
Kedua wanita ini juga tidak memiliki kartu identitas kewarganegaraan Indonesia. Pihak KJRI tidak bisa memberikan banyak bantuan terhadap kedua wanita itu.
Baca Juga: Unik, 5 Ritual Sebelum Pementasan Wayang Potehi Saat Imlek
Kedua putri itu diadili oleh otoritas Malaysia. Pihak pengadilan menetapkan keduanya tidak bersalah dan harus dideportasi, namun otoritas Malaysia kebingungan untuk menentukan negara yang akan dideportasi.
"Mereka tidak dapat dideportasi karena tidak ditemukan dalam peta dunia negara asal mereka yaitu Sunda Democratic Empire," ungkapnya.
Hingga kini, nasib kedua putri itu masih terombang-ambing. Keduanya masih menjadi tahanan Imigrasi tanpa ada kejelasan kemana akan dideportasi.
Berita Terkait
-
Dituding Buta Sejarah soal PBB dan NATO, Roy Suryo Polisikan Petinggi Sunda
-
Sunda Empire Resmi Dilaporkan Roy Suryo ke Polisi, Manipulasi Sejarah PBB
-
Cegah Virus Corona, Malaysia Pasang Pemindai Suhu Tubuh di Bandara
-
BIN: Sunda Empire Belum Berbahaya
-
Belum Temukan Pelanggaran Hukum, BIN Terus Pantau Pergerakan Sunda Empire
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Nasib 8 ABK di Ujung Tanduk, Kapal Terbakar di Lampung, Tim SAR Sisir Lautan
-
30 Tahun Jadi TPS, Lahan Tiba-tiba Diklaim Pribadi, Warga Pondok Kelapa 'Ngamuk' Robohkan Pagar
-
Baju Basah Demi Sekolah, Curhat Pilu Siswa Nias Seberangi Sungai Deras di Depan Wapres Gibran
-
Mubes NU Tegaskan Konflik Internal Tanpa Campur Pemerintah, Isu Daftarkan SK ke Kemenkum Mencuat
-
Jabotabek Mulai Ditinggalkan, Setengah Juta Kendaraan 'Eksodus' H-5 Natal
-
Mubes Warga NU Keluarkan 9 Rekomendasi: Percepat Muktamar Hingga Kembalikan Tambang ke Negara
-
BNI Bersama BUMN Peduli Hadir Cepat Salurkan Bantuan Nyata bagi Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Relawan BNI Bergabung dalam Aksi BUMN Peduli, Dukung Pemulihan Warga Terdampak Bencana di Aceh
-
Pakar Tolak Keras Gagasan 'Maut' Bahlil: Koalisi Permanen Lumpuhkan Demokrasi!
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU