Suara.com - Sebuah pesawat penuh dengan warga Australia yang dievakuasi dari Wuhan, China, sudah tiba di Christmas Island, tempat mereka akan dikarantina untuk mencegah penyebaran virus corona, demikian dilaporkan media massa, Selasa (4/2/).
Pesawat Qantas Airways Ltd 747, yang membawa 243 penumpang, 14 awak, empat pilot dan beberapa pejabat dari Departemen Kesehatan, mendarat di sebuah pangkalan militer di 1.200 kilometer utara Perth.
Setelah itu, mereka akan dipindahkan ke dua pesawat lebih kecil ke Christmas Island, menurut laporan Australian Broadcasting Corp (ABC).
Pesawat sewaan pertama itu mendarat di Christmas Island pada pukul 21.01 waktu setempat, Senin, lapor ABC.
Para pejabat belum bisa dimintai konfirmasi soal kedatangan penerbangan sewaan kedua.
Pemerintah Australia sebelumnya mengatakan berencana mengarantina para warga yang dievakuasi di Christmas Island selama dua minggu, yakni masa maksimum inkubasi virus.
Virus baru itu yang telah menyulut langkah darurat kesehatan global serta menewaskan lebih dari 400 orang di China, sebagian besar di Wuhan dan sekitar Provinsi Hubei.
Penerbangan evakuasi lainnya dengan menggunakan pesawat sewaan Air New Zealand Ltd, yang membawa 70 warga Selandia Baru dan sejumlah warga Australia, sudah berangkat dari Wuhan dan diperkirakan tiba di Auckland pada Selasa, menurut laporan New Zealand Herald.
Para warga Australia di penerbangan itu akan dibawa dari Auckland ke Christmas Island, lapor ABC yang mengutip pernyataan Menteri Kesehatan Selandia Baru David Clark.
Baca Juga: Warga Natuna Terancam Virus Corona? Menkes: Saya Jaminkan Badan Saya
Wuhan di Provinsi Hubei sudah diblokade dalam upaya untuk mencegah penyebaran virus corona, yang telah menewaskan 414 orang di Hubei. Kematian pertama di luar China akibat virus itu dilaporkan pada Minggu (2/2) terjadi di Filipina.
Di Hubei, hingga pekan lalu tercatat ada 600 warga Australia. Pemerintah Australia mengatakan akan mempertimbangkan untuk melakukan evakuasi lebih jauh jika diperlukan.
Australia pada Sabtu (1/2) mengikuti Amerika Serikat melarang masuk semua warga asing yang datang dari China daratan serta menambah peringatan perjalanan ke China ke tingkat tertinggi, yaitu mengimbau orang-orang untuk tidak berkunjung di China sama sekali.
Berita Terkait
-
Warga Natuna Tolak WNI dari Wuhan, Bupati: Biasa, Orang Kampung Was-was
-
Ada WNI dari Wuhan, Mahfud MD Minta Sekolah di Natuna Tidak Diliburkan
-
Warga Natuna Terancam Virus Corona? Menkes: Saya Jaminkan Badan Saya
-
Warganya Sempat Tolak WNI Asal China, Ini Kata Bupati Natuna
-
Bupati Natuna: Warga di Sekitar Lokasi Karantina Virus Corona Mulai Tenang
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
Terkini
-
PAN Setuju Pilkada Lewat DPRD, Tapi Ada Syaratnya
-
Mendagri Serukan Percepatan Pembersihan Sisa Banjir dan Pembangunan Hunian Tetap di Aceh Tamiang
-
Pakar: PP Terbit Perkuat Perpol 10/2025, Jamin Kepastian Hukum
-
Jadi Pemasok MBG, Omzet Petani Hidroponik di Madiun Naik 100 Persen
-
Reformasi Polri Tanpa Tenggat? KPRP Bentukan Presiden Akui Masih Meraba Masalah
-
KPK Amankan Uang Rp 400 Juta saat Geledah Rumah Dinas Bupati Indragiri Hulu Ade Agus Hartanto
-
Kejagung Tetapkan Kajari Bangka Tengah Tersangka Korupsi Dana Umat Baznas
-
Pastikan Keamanan Jalur Mudik Nataru, Kapolri: Tol Dipantau 24 Jam, Rekayasa Lalin Disiapkan
-
Pengakuan Jaksa Tri yang Kabur dari OTT KPK: Saya Ketakutan, Dikira Bukan Petugas
-
Dibubarkan Sebelum Diskusi Dimulai, Buku Reset Indonesia Dianggap Ancaman?