Hal itu memicu serbuan, terutama untuk Kaletra atau juga dikenal dengan Aluvia, yang merupakan versi lopinavir/ritonavir yang tidak dipatenkan oleh produsen AbbVie, dan satu-satunya versi yang diperdagangkan di China.
Obat itu biasanya digunakan untuk mengobati dan mencegah HIV dan AIDS, dan bulan lalu AbbVie menyatakan China telah menguji obat tersebut untuk mengobati gejala virus corona.
Tingginya minat terhadap obat-obatan itu telah membuka peluang menghasilkan uang. Lebih dari 28.000 orang terinfeksi di China, terutama di Wuhan dan Hubei. Namun, kurangnya alat uji telah memicu kecurigaan bahwa lebih banyak orang belum terdiagnosa.
Gatsby Fang, agen pembeli obat asal China, mengatakan pada Reuters bahwa dia telah memesan versi generik Kaletra dari India pada 23 Januari lalu---tidak lama setelah pertama kali mendengar obat tersebut mungkin berguna melawan virus corona.
Fang, yang pekerjaan utamanya pada industri keuangan, mengatakan telah menjual setiap botol Kaletra seharga 600 yuan atau setara dengan Rp 1,1 juta dengan keuntungan 200-300 yuan per botol. Stoknya terjual habis pada 25 Januari lalu, karena beberapa klien memesan hingga 600 tablet dalam sekali beli.
Konsumennya termasuk pasien yang terinfeksi, dokter-dokter yang praktik di Hubei, serta mereka yang tidak membutuhkan obat tetapi berpikir untuk membelinya guna perlindungan diri. Penjual obat lain juga mendekatinya, berpura-pura menjadi pasien, kata Fang.
Harga pasar gelap untuk obat-obatan dari India mulai naik pada 25 Januari, Fang mengatakan kepada Reuters.
"Untuk produk berisi 60 pil per botol, harganya naik menjadi sekitar 300 atau 400 yuan dari sekitar 100 yuan pada awalnya," katanya.
"Pada dasarnya pasien yang menghubungi saya adalah mereka yang tidak memiliki tempat untuk perawatan, tidak ada tempat di mana mereka dapat mengonfirmasi 100 persen jika mereka terinfeksi atau tidak terinfeksi virus. Itulah inti masalahnya," ujar Fang.
Baca Juga: Viral Video Pemuda Cina di Italia Lawan Sentimen Rasis Virus Corona
Organisasi Kesehatan Dunia telah memperingatkan bahwa tidak ada pengobatan yang efektif untuk virus corona. Peringatan ini menggugurkan laporan yang belum dikonfirmasi tentang terobosan penelitian di China.
Berita Terkait
-
Mahfud MD Sebut Pemerintah Sempat Kaget Evakuasi WNI dari Wuhan ke Natuna
-
Viral Video Pemuda Cina di Italia Lawan Sentimen Rasis Virus Corona
-
Virus Corona China, Ahli Prediksi Penularan akan Menurun saat Musim Panas
-
Kasus Virus Corona Baru di Singapura Diduga Berasal dari Pertemuan Bisnis
-
Sosok Dokter Li Wafat, Peringatkan Dunia soal Corona Namun Malah Dibungkam
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Rano Karno Sebut Penting Sedot Tinja 3 Tahun Sekali: Kalau Tidak bisa Meledak!
-
Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Ambruk Jadi 14 Orang, Tim DVI Terus Identifikasi Santri Belasan Tahun
-
Diragukan Bjorka Asli, Dalih Polisi Ciduk WFH Pemuda Tak Lulus SMK yang Diklaim Bobol Data Bank
-
Viral Korban Kecelakaan Diduga Ditolak Puskesmas, Dibiarkan Tergeletak di Teras
-
Ombudsman RI Saran RUU Perampasan Aset Harus Perjelas Kerugian Akibat Korupsi dan Langgar HAM
-
Detik-detik Artis Keturunan Indonesia Ardell Aryana Disandera Tentara Israel saat Live TikTok
-
Rocky Gerung Pasang Badan Bebaskan Aktivis Kasus Demo Agustus: Mereka Bukan Kriminal!
-
Pastikan Serapan Anggaran MBG Membaik, Luhut: Menkeu Tak Perlu Ambil Anggaran yang Tak Terserap
-
Ngeri! Jakarta Masuk 5 Besar Kota dengan Udara Terburuk di Dunia
-
Buka Suara soal Kasus Puluhan Siswa SD Keracunan MBG di Jaktim, DKPKP DKI Bilang Begini