Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan segera membangun proyek MRT fase 2 pada Maret 2020 nanti.
Konsep moda angkutan massal ini dirancang agar terhindar dari masalah yang terjadi di era kepemimpinanan eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Pembangunan transportasi di Jakarta selama ini memang berjalan masif. Namun, menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, masalah yang kurang diperhatikan adalah integrasi.
Anies mencontohkan pembangunan halte Bus TransJakarta CSW dengan Stasiun MRT Asean dan halte bus koridor 13 di kawasan Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan. Menurutnya ketiga fasilitas transportasi itu berdekatan tapi tidak terintegrasi.
"Kami nanti tidak menemukan lagi masalah seperti yang pada bulan lalu kita sempat lakukan groundbreaking-nya, mengintegrasikan antara koridor 13 Transjakarta dengan stasiun MRT ASEAN fase 1 kemarin," ujar Anies usai penandatanganan kontrak MRT fase 2A CP 201, di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2020).
Anies menyatakan tidak hanya di pembangunan MRT fase 2A, yang menggunakan konsep Integrasi. Nantinya, pembangunan fasilitas transportasi di Jakarta juga akan diintegrasikan.
"Semuanya sudah dirancang untuk terintegrasi. Dan ini akan dilakukan untuk seluruh pembangunan transportasi umum, MRT maupun BRT, maupun LRT sebagai satu kesatuan," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membangun angkutan massal Moda Raya Terpadu (MRT) fase 2A CP-201. Jalur MRT sepanjang 2,8 km ini dibangun dengan menggandeng perusahaan Jepang Shimitsu Kobayashi yang dikonsorsium dengan PT Adhi Karya JV (SAJV)
Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan jalur bawah tanah yang dibuat pada fase ini mencakup Bundaran HI sampai Sarinah. Selain itu proyek ini juga mengerjakan dua stasiun bawah tanah di Thamrin dan Monas.
Baca Juga: Ahok Dinilai Lebih Baik Atasi Masalah Banjir DKI Dibanding Anies dan Jokowi
"Fase 2 A CP-201 akan mengerjakan terowongan sepanjang 2,8 km dari Bundaran HI sampai ke Sarinah, ditambah dengan dua stasiun bawah tanah, yaitu stasiun Thamrin dan Monas," ujar William di stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta Pusat, (17/2/2020).
Berita Terkait
-
Polemik Rekomendasi Formula E di Monas, Anak Buah Anies Saling Tuduh Salah
-
Daftar Kebohongan Anies versi Ferdinand, Singgung Soal Balapan Formula E
-
Ribut Formula E, Anies Dituding Bohong Soal Izin Tim Ahli Cagar Budaya
-
Surat untuk Balapan di Monas Jadi Polemik, Begini Respons Anies
-
Konsep Disebut Tak Jelas, PSI: Anies Tak Terbuka Soal Naturalisasi Ciliwung
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
Terkini
-
Pesan Seskab Teddy: Kalau Niat Bantu Harus Ikhlas, Jangan Menggiring Seolah Pemerintah Tidak Kerja
-
OTT Bupati Bekasi, PDIP Sebut Tanggung Jawab Pribadi: Partai Tak Pernah Ajarkan Kadernya Korupsi
-
Jawab Desakan Status Bencana Nasional, Seskab Teddy: Pemerintah All Out Tangani Bencana Sumatra
-
Pramono Anung: UMP Jakarta 2026 Sedang Dibahas di Luar Balai Kota
-
Bantah Tudingan Pemerintah Lambat, Seskab Teddy: Kami Sudah Bergerak di Detik Pertama Tanpa Kamera
-
Jelang Mudik Nataru, Pelabuhan Bakauheni Mulai Dipadati Pemudik
-
Bupati Bekasi Diciduk KPK, Pesta Suap Proyek Terbongkar di Pengujung Tahun?
-
KPK Ungkap Ada Pihak yang Berupaya Melarikan Diri pada OTT di Kalsel
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya
-
Anak SD Diduga Bunuh Ibu di Medan: Kejanggalan Kasus dan Mengapa Polisi Sangat Berhati-hati