Suara.com - Hujan deras mengguyur kawasan Jabodetabek sejak beberapa hari ke belakang. Akibatnya, sejumlah lokasi di Jakarta dan sekitarnya kembali diterpa banjir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengatakan, setidaknya sampai Senin (24/2/2020) pagi, ada 35 RW yang terendam. Air yang menggenang berbagai pemukiman itu memiliki ketinggian yang beragam.
"35 RW masih tergenang dari total 2.638 RW di Jakarta," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi (BPBD), Mohamad Insyaf kepada wartawan, Senin (25/2/2020).
Jumlah RW yang terendam ini meningkat dari hari-hari sebelumnya ketika Jakarta juga diguyur hujan deras. Sejak Kamis (20/2/2020), 45 RW sempat kebanjiran. Lalu beberapa hari kemudian berkurang jadi 18, dan turun lagi menjadi 8. Namun kemudian meningkat lagi menjadi 35 pada Senin hari ini.
Menurut dia, sejauh ini 2.393 warga DKI terpaksa mengungsi. Pasalnya rumah di 35 RW itu sudah tak mungkin lagi ditinggali untuk sementara waktu.
Lokasi yang paling banyak terdampak banjir adalah adalah Jakarta Utara. Terhitung 26 RW kebanjiran dengan ketinggian 10 hingga 100 cm.
Penyebabnya, kata Insyaf, adalah luapan air Kali Ciliwung, Sunter dan Mati. Akibatnya 1.807 dari 533 KK orang harus mengungsi.
Wilayah kedua yang kebanjiran cukup parah adalah Jakarta Timur. 9 RW terendam air dengan ketinggian 10 sampai 100 cm.
471 jiwa dari 121 KK juga harus diungsikan ke tempat lain. Menurut Insyaf banjir di lokasi ini disebabkan oleh curah hujan tinggi.
Baca Juga: Alat-alat Canggih di RSCM Terendam Banjir, Berapa Total Kerugiannya?
Sementara itu, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat sudah tak ada lagi wilayah yang terendam banjir. Meski demikian masih ada 115 pengungsi yang tengah ditangani Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI.
Terakhir, di Jakarta Selatan, genangan air yang rendam pemukiman juga sudah tidak ada lagi. Pemprov telah rampung melakukan penanganan dan pengungsi sudah dipulangkan.
Ia menyataka pihaknya sedang berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air (DSAD) DKI Jakarta dan Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) untuk menyurutkan genangan dari lokasi.
Berita Terkait
-
Tolong Pak Anies! Warga Jakarta di 35 RW Masih Kebanjiran
-
Senin Pagi KBN Cilincing Banjir, Tak Bisa Dilalui Kendaraan Bermotor
-
Anies Baswedan Pantau Lokasi Banjir dari Pagi
-
Kritik Anies karena Banjir Jakarta, Jansen PD: Saya Waswas Tinggalkan Istri
-
Kronologi Air Banjir Jakarta Ikut Rendam Alat-alat Medis di RSCM
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Bali 'Tenggelam' di 120 Titik: BMKG Ungkap Penyebab Hujan Gila dan Peran Sampah Kita
-
Dasco: Belum Ada Surat Presiden Prabowo soal Pergantian Kapolri
-
Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
-
Tim Pencari Fakta Dibentuk: LNHAM Siap Bongkar Borok Kekerasan Aparat di Kerusuhan Agustus
-
BMKG Warning! Cuaca Ekstrem Ancam Indonesia Sepekan ke Depan, Waspada Hujan Lebat
-
Inisiatif Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus; 6 Lembaga HAM 'Gerak Duluan', Bentuk Tim Independen
-
DPR 'Angkat Tangan', Sarankan Presiden Prabowo Pimpin Langsung Reformasi Polri
-
KPK Tindak Lanjuti Laporan Soal Dugaan Anggaran Ganda dan Konflik Kepentingan Gus Yaqut
-
Usai Serangan Israel, Prabowo Terbang ke Qatar Jalani Misi Solidaritas
-
Kenapa Ustaz Khalid Basalamah Ubah Visa Haji Furoda Jadi Khusus? KPK Dalami Jual Beli Kuota