Suara.com - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengungkapkan ada usulan dari Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, untuk menaikkan ambang batas parlemen alias parliamentary threshold dari 4 persen menjadi 7 persen.
Hal itu disampaikan Airlangga seusai melangsungkan pertemuan antara Partai Golkar dan Partai Nasdem di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat.
"Terkait undang-undang politik terkait dengan parliamentary threshold, ada usulan dari Pak Surya bahwa parliamentary threshold 7 persen," ujar Airlangga di Kantor DPP Partai Golkar, Senin (9/3/2020).
Airlangga mengatakan, Surya Paloh hanya sebatas mengusulkan kenaikkan ambang batas parlemen. Namun, untuk ambang batas presidentetap 20 persen.
Kendati begitu, Airlangga mengatakan bahwa Partai Golkar sepakat dengan usulan Nasdem.
"Partai Golkar juga lihat ini suatu yang bagus. Partai Golkar akan mendukung konsep tersebut dan juga terkait presidential treshold yang tetap 20 persen dan ada tambahan usulan Pak Surya bahwa 7 persen ini berlaku secara nasional," kata Airlangga.
Untuk diketahui, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto tengah melangsungkan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat.
Pertemuan antara keduanya tersebut juga turut dihadiri oleh pengurus dari masing-masing partai.
Ketua Bidang Penggalangan Opini dan Media DPP Partai Golkar Meutya Hafid mengatakan, salah satu agenda yang bakal dibahas ialah mengenai mekanisme kerja sama antara Golkar dengam Nasdem. Termasuk kerja sama dalam Pilkada serentak 2020.
Baca Juga: Airlangga dan Surya Paloh Bertemu di DPP Golkar, Bahas Apa?
"Membicarakan kerja sama antar partai, nanti kita lihat dulu pertemuannya, namun tentu pembahasan pilkada saya rasa tak terelakan dalam situasi politik saat ini," kata Meutya kepada wartawan, Senin (9/3/2020).
Selain itu, pembahasan mengenai ekonomi Indonesia juga menjadi bagian dari topik yang dibahas dalam pertemjan.
"Lalu bagaimana transformasi ekonomi atau restrukturisasi ekonominya menjadi challange negara saat ini, saya rasa itu juga akan dibahas dan lain lain," ujar Meutya.
Berita Terkait
-
Airlangga dan Surya Paloh Bertemu di DPP Golkar, Bahas Apa?
-
Peluk-pelukan di DPP Golkar, Airlangga ke Paloh: Selamat Kembali ke Rumah
-
RUU Omnibus Law Cipta Kerja Diklaim Dapat Dukungan dari Bank Dunia
-
Imbas Virus Corona, Pemerintah Jor-joran Guyur Anggaran
-
Usai Ketum PAN Temui Presiden Jokowi, Giliran Elite Golkar Sambangi Istana
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
Terkini
-
Kapolri dan Sri Sultan Pimpin Apel Jaga Warga, Perkuat Keamanan Berbasis Komunitas di DIY
-
Grebek Jaringan Online Scam, Otoritas Myanmar Tangkap 48 WNI
-
Prabowo dan Dasco Bertemu di Istana: Bahas Kesejahteraan Ojol hingga Reforma Agraria
-
Bobby Nasution Tak Kunjung Diperiksa Kasus Korupsi Jalan, ICW Curiga KPK Masuk Angin
-
Kontroversi 41 Dapur MBG Milik Anak Pejabat di Makassar, Begini Respons Pimpinan BGN
-
Buntut Putusan MK, Polri Tarik Irjen Argo Yuwono dari Kementerian UMKM, Ratusan Pati Lain Menyusul?
-
Halim Kalla Diperiksa 9 Jam Terkait Korupsi PLTU Mangkrak Rp1,35 Triliun
-
Cegah Lonjakan Harga Jelang Nataru, Prabowo Minta Ganti Menu MBG dengan Daging dan Telur Puyuh
-
Cegah Inflasi Akibat MBG, Pemerintah Rencanakan Pembangunan Peternakan dan Lahan Pertanian Baru
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?