Suara.com - Pemerintah berhasil membawa nelayan-nelayan asal Pantura untuk melaut di perairan Natuna Utara dengan 30 kapal besar. Saat ini pemerintah juga tengah mempertimbangkan untuk memboyong pelaut-pelaut lokal yang mencari ikan di Sabah, Malaysia ke Laut Natuna Utara.
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan, saat ini pemerintah sedang memikirkan untuk memindahkan pelaut-pelaut lokal yang bekerja di Sabah, Malaysia. Hal itu dipertimbangkan pemerintah karena pelaut-pelaut tersebut sering menjadi korban penculikan.
"Kita sedang akan memikirkan penempatan orang-orang Sabah, orang Indonesia yang kerja di Malaysia menjadi pelaut yang sering menjadi korban penculikan," kata Mahfud di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020).
Mahfud juga mengemukakan yang terpenting dari pertimbangan pemerintah tersebut ialah mudahnya perizinan sehingga para nelayan-nelayan yang asalnya bekerja di Sabah bisa mencari nafkah di perairan Indonesia.
"Laut Indonesia diisi dengan kapal-kapal itu dan sudah banyak yang pulang dari Sabah, bisa dapat menjadi pelaut di Indonesia tanpa aturan yang rumit-rumit," pungkasnya.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan mengirim nelayan-nelayan asal Pantura untuk mencari ikan di Laut Natuna pada Selasa (10/3/2020) esok. Para nelayan itu akan mencari ikan di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia dengan menggunakan 29 kapal.
Hal itu disampaikan langsung Menkopolhukam Mahfud MD di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (9/3/2020). Langkah pemerintah itu sebenarnya sudah sudah dirumuskan seusai kapal ikan milik China masuk ke wilayah ZEE Indonesia pada Desember 2019.
Kapal-kapal ikan milik China itu mengaku tidak melanggar aturan lantaran menganggap kawasan tersebut termasuk ke dalam Nine dash-line China. Dengan adanya kejadian itu, maka pemerintah memutuskan untuk menjaga kedaulatan Indonesia dari segi pertahanan dan juga pemanfaatan sumber daya alam oleh nelayan lokal.
"Mulai besok hari Selasa tanggal 10 Maret akan ada kapal-kapal besar, kapal nelayan besar dari Pantura sebanyak 29 kapal. Sebenarnya ada 30, satu nyusul sedang perbaikan," kata Mahfud dalam penjelasannya.
Baca Juga: Nelayan Pantura Mulai Melaut di Natuna Utara, Dikawal Bakamla
Mahfud menyebut kapal yang akan digunakan oleh nelayan Pantura itu berkapasitas di atas 10.000 gross tonnage (GT). Kapal berukuran besar tersebut akan mencari ikan hingga ke tengah ZEE Indonesia sehingga wilayah tersebut akan ramai dengan aktivitas ekonomi dari dalam negeri.
Berita Terkait
-
Nelayan Pantura Mulai Melaut di Natuna Utara, Dikawal Bakamla
-
MOU Menkopolhukam-Bakamla Pastikan Pelibatan Nelayan Jaga Laut Natuna Utara
-
Temui MPR RI, Dubes China Xiao Qian: Laut Natuna Milik Indonesia
-
Pesan Mendalam Eks Menteri KKP Susi Pudjiastuti Terkait Sengketa Natuna
-
Mahfud Sampaikan Ketegasan Indonesia Soal Kedaulatan Natuna ke Dubes China
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu