Suara.com - Deputi V Badan Intelijen Negara (BIN) Bidang Intelijen Teknologi Mayjen TNI Afini Boer membeberkan ancaman bahaya dan potensi penyebaran virus corona, salah satunya adalah super spreader. Benarkah seseorang bisa menjadi super spreader, menyebarkan penyakit ke lusinan orang?
Menyadur dari The Straits Times, konsep super spreader muncul ketika ada wabah SARS dan MERS melanda. Kini istilah tersebut muncul lagi di tengah wabah COVID-19.
Dr Amesh Adalja, ahli penyakit dalam dan menular di Universitas John Hopkins mengatakan istilah itu bukan lah istilah ilmiah. Selain itu, tidak ada jumlah perpindahan yang menentukan penyebarannya.
"Tapi secara umum, biasanya angka yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan orang lain." kata Amesh kepada AFP.
Beberapa variabel menentukan seberapa banyak orang yang bisa terinfeksi oleh seorang individu, dan seberapa cepat mereka menyebarkan virus.
Hasilnya, virus corona memiliki tingkat transmisi antara 2-3, yang berarti setiap kasus yang terkonfirmasi berpotensi menginfeksi rata-rata dua hingga tiga orang lainnya.
Kasus super spreader dalam wabah corona muncul di Inggris, ketika seorang pasien corona berkebangsaan Inggris diduga telah menginfeksi selusin orang setelah dia kembali dari Singapura dan kemudian bermain ski di Pegunungan Alpen.
Di Korea Selatan, seorang wanita yang dikenal sebagai pasien ke-31 diduga sebagai super spreader karena menginfeksi puluhan orang lainnya.
"Super spreader mungkin saja ada, pasien tidak hanya menginfeksi 2-3 orang tapi puluhamn lainnya." kata Dr Eric Caumes, Kepala Bagian Penyakit Menular dan Penyakit Tropis di Rumah Sakit Pitie-Salpetriere di Paris.
Baca Juga: Update Corona Covid-19 di Indonesia: 8 Sudah Negatif, 5 Meninggal Dunia
"Masalahnya adalah kita tidak menemukan mereka." tegasnya.
Menurut Dr Olivier Bouchaud, Kepala Bidang Penyakit Menular di Rumah Sakit Avicenne Paris, mengatakan tingkat penularan bisa turun bergantung kecepatan virus pada seorang pasien dalam menularkan infeksi.
Sementara itu, Dr Bharat Pankha, ahli penyakit menular di Universitas Exeter Inggris membantah adanya super spreader.
Ia mengatakan bahwa faktor terbesar yang menentukan penularan adalah lingkungan, dan diperburuk di kota-kota padat penduduk.
"Sering berkerumun, ruang terbatas dengan ventilasi yang buruk, pengendalian infeksi yang buruk, kelembaban lingkungan, dan infeksi bisa menular di fase awal ketika seseorang terkena penyakit. ketika itu lah perkembangan virus sdang berada di puncaknya." jelas Pankha.
Selain Pankha, Menteri Kesehatan Perancis juga menolak menggunakan istilah super spreader. Menurutnya, istilah ini bisa menimbulkan stigmatisasi kepada pasien corona.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka