Kafe ini diyakini sebagai tempat satu warga Indonesia bertemu satu warga negara Jepang, yang belakangan keduanya berstatus positif virus corona.
Rasa lega yang sempat bergelayut dalam pikiran saya seketika hilang. Pikiran buncah.
Bukan apa-apa, sejak sebelum ada pengumuman pemerintah tentang Menhub Budi Karya terpapar Covid-19, dada saya memang sudah terasa sesak ketika tidur terletang.
Dada saya terasa terganjal dahak namun tidak batuk, tidak lemas. Satu-satunya yang membuat saya optimistis adalah, semua masih berjalan seperti biasa ketika beraktivitas melakukan kerja-kerja jurnalistik.
Ah, mungkin gara-gara berkumpul bersama teman-teman hingga larut malam dua pekan lalu, pikirku—untuk menenangkan diri—sambil mememinum Avocel, obat influenza.
***
Hari masih pagi, Minggu 15 Maret, ketika dahak dalam tenggorokan saya mulai mudah dikeluarkan. Saya pikir, obat influenza yang semalam diminum, sangat manjur.
Badan saya terasa enteng, sesak napas mulai hilang, dan saya lanjut bekerja dari rumah alias work from home, sesuai perintah kantor.
Tapi, Senin 16 Maret, ketika malam, sesak itu kembali datang, lagi-lagi saat saya hendak tidur. Avocel kembali saya teguk dan tidur bisa nyaman.
Baca Juga: Pasien Positif Corona di Banten Bertambah 4, Total Jadi 12 Orang
Esoknya, Selasa 17 Maret, pukul 10.00 WIB, saya mengajak kakak dan teman yang kebetulan juga sedang kerja dari rumah, untuk memeriksa kesehatan.
Kakak saya medical check up (MCU) di klinik rujukan kantornya. Sementara saya dan teman, memeriksakan kesehatan di salah satu rumah sakit rujukan pemerintah, kawasan Jakarta Selatan.
Rumah sakitnya tak jauh dari Kebun Binatang Ragunan, kami tiba di sana sekitar pukul 11.00 WIB.
Saat akan masuk rumah sakit, tangan kami disemprot hand sanitizer, dahi kami diperiksa menggunakan thermal gun, hasilnya saya 36,2 dan teman saya 36, katanya ini normal.
Karena teman saya hanya MCU, saya juga ikut seperti itu—jadi kami tidak melalui posko screening COVID-19.
***
Berita Terkait
-
Piala Eropa Diundur, Keinginan Ronald Koeman Latih Barcelona Ikut Tertunda
-
Ikut Yamaha, Pabrik KTM dan Husqvarna Tutup Pabrik di Eropa Karena Corona
-
Korban Meninggal Covid-19 di Banten Bertambah Jadi Dua Orang
-
Ribuan Umat Muslim Hadiri Ijtima Dunia di Gowa, Abaikan Peringatan Corona
-
Sri Mulyani Sebut Direalokasi Anggaran Belanja Demi Lawan Virus Corona
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!
-
Adian Napitupulu Minta Kewenangan BAM DPR Ditambah, Biar Bisa Panggil Pejabat Bermasalah