Suara.com - Acara Ijtima Dunia Zona Asia yang diagendakan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan menuai kontroversi. Pasalnya, acara tersebut digelar di tengah kekhawatiran warga akan pandemi virus corona Covid-19
Ijtima Dunia Zona Asia rencananya akan digelar pada 18-22 Maret mendatang di Pakotta dan diikuti oleh sekitar 8.000 umat muslim dari 48 negara.
Hasil pantauan Suara.com, acara Ijtima Dunia ini menjadi perbincangan khalayak. Hal itu ditunjukkan lewat unggahan pemilik akun Facebook Yusuf Umar Abdul Azis.
Akun tersebut menyinggung soal reaksi warga mengenai digelarnya acara Ijtima Dunia, Rabu (18/3/2020).
"Seru deh... yang komen tentang Ijtima Asi Pakato...pada ngegas semua, kaya pada nguber setoran," tulisnya, seperti dikutip Suara.com, Kamis (19/3).
Unggahan itu memicu atensi warganet yang kontra dengan pelaksanaan acara Ijtima Dunia di tengah pandemi virus corona.
Bahkan, warganet asal Malaysia turut meradang setelah mengetahui acara tersebut juga dihadiri oleh umat muslim dari negaranya. Mereka terang-terangan menyatakan penolakan.
Seperti akun akun Valerir Diane yang berkomentar, "Orang Malaysia jangan balik Malaysia tinggal sampai tahun depan tidak ikut perintah perdana menteri".
Begitu pula dengan Iyzam bin Abdullah yang turut memberikan protes.
Baca Juga: Corona Terus Hantui La Liga, 3 Pemain dan 7 Staf Alaves Positif Terjangkit
"Rakyat Malaysia yang dah sampai sana Indonesia sila claim sebagai rakyat Anda mulai hari ini, waktu ini, jam ini, minit ini, saat ini dan detik ini. Kami rakyat Malaysia dah tak mau 82 orang tu kembali ke Malaysia yang tengah bergelut dengan virus wabak covid-19. Dan kau sila bawak 82 orang ni tinggal selamanya di rumah kau kabupaten kau," tulisnya.
Akun Amira Syafiqa Mothar pun turut berkomentar. Ia menuliskan, "Batal batal gak. Kuarantin je dekat sana. Jangan hantar balik!!".
Bukan tanpa sebab, reaksi publik Malaysia itu berkaca pada kejadian beberapa waktu lalu.
Sebelum digelar di Indonesia, penyelenggara acara Ijtima Dunia 2020 telah mengadakan acara serupa bertajuk Tabligh Akbar di Sri Petaling, Malaysia pada 28 Februari-1 Maret. Acara tersebut turut dihadiri 696 WNI.
Namun, setelah acara digelar, Pemerintah Malaysia mengumumkan ada 117 kasus baru positif virus corona, 80 diantaranya berasal dari peserta Tabligh Akbar.
Ijtima Dunia Zona Asia Resmi Ditunda
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN