Suara.com - Warga Bintulu, Sarawak, Malaysia dihebohkan dengan kabar seorang penjual nasi lemak terjangkit virus corona Covid-19. Seketika kejadiaan ini memicu kepanikan.
Informasi tersebut mulanya diunggah oleh akun terverifikasi sebuah stasiun radio ternama Malaysia, Era Serawak, melalui media sosial Facebook dan Instagram, belum lama ini.
Dalam unggahannya, akun @erasarawak membagikan foto bertuliskan, "Penjual nasi lemak di Tanjung Kidurong, Bintulu disahkan positif Covid-19 oleh Kementerian Kesihatan Malaysia Bahagian Bintulu".
Sementara lewat narasinya, media tersebut mengimbau warga Bintulu untuk lebih waspada setelah seorang penjual nasi lemak dinyatakan positif terinfeksi corona.
"Kepada warga Bintulu, salah seorang individu yang membuka gerai menjual nasi lemak di kawasan Tanjung Kidurong disahkan positif COVID-19. If ada berbeli di kede ya boleh pegi cek. So stay home geng-geng di Bintulu. #KamiCare #DudukRumah #StayHome #ERASarawakKamekKongsi," tulis akun @erasarawak seperti dikutip Suara.com, Sabtu (21/3/2020).
Kabar inipun mengundang perhatian warganet. Melalui kolom komentar unggahan Era Serawak, tak sedikit yang merasa panik.
Terlebih, beredar pesan berantai mengenai identitas si penjual nasi lemak yang terjangkit virus corona. Warganet pun ramai memberikan spekulasi.
"Jangan-jangan yang jual nasi lemak selalu pakai baju ala-ala Arab warna putih itukah?" kata seorang warganet.
"Cepat-cepat pergi, siapa yang ada beli nasi lemak dia," timpal warganet lain.
Baca Juga: Dibanderol Rp 3,699 Juta, Samsung Rilis Galaxy M31
Adapun warganet lainnya, justru tak mempercayai kabar yang beredar dan menyebutnya belum pasti.
"Informatioan is not clear enough (Informasi ini belum pasti --red), Tanjung Kidurong buka kota kecil. Berita ini membuat panik," tulis warganet.
Malaysia Lockdown, Pelanggar Karantina Bisa Didenda dan Dihukum
Orang-orang yang melanggar karantina di Malaysia akan dihukum 2 tahun dan dikenakan denda 200 RM atau kurang lebih Rp 694 ribu setiap harinya. Peraturan karantina itu terkait dengan keputusan lockdown yang mulai dilakukan sejak Rabu (18/3/2020).
Dikutip dari Suara Harian, pengacara Syazlin Mansor menyatakan hukuman tersebut berlaku untuk pelanggar pertama dan kedua. Bagi orang yang melanggar lebih dari dua kali maka hukumannya bisa mencapai 5 tahun.
Peraturan hukuman karantina tersebut tercantum pada UU Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta